Viral TikTok hingga Meta Dipanggil Komdigi gegara Konten Demo 25 Agustus, Ini Faktanya
Seharusnya, kata dia, platform media sosial yang beroperasi di Indonesia bertanggung jawab dengan melakukan filterisasi agar konten yang beredar lebih jernih.
Platform sudah bisa mendeteksi mana konten yang bersifat Disinformasi, Fitnah, dan Kebencian (DFK), yang di-generate dengan kecerdasan buatan (AI), dan mana yang bukan.
"Ini yang kami dorong kepada platform. Harusnya dengan sistem mereka, mereka juga sudah bisa lihat, oh ini by AI, oh ini enggak bener, oh ini palsu. Harusnya sudah bisa langsung by sistem mereka sudah langsung di-take down," ungkapnya.
Angga menuturkan, filterisasi konten diperlukan untuk melindungi masyarakat dan seluruh bangsa. Pasalnya ia tidak memungkiri, fenomena DFK pada akhirnya merusak sendi-sendi demokrasi.