Waspada, Ancaman Siber Intai Sistem E-Learning
JAKARTA, iNews.id - Kejahatan siber ada di mana-mana dan bisa mengincar sektor apa saja. Kini, dunia pendidikan juga menjadi target pelaku kejahatan siber bahkan jumlahnya cenderung meningkat sebanyak empat digit.
Hal tersebut diungkap oleh perusahaan keamanan siber Kaspersky. Transisi mengajar secara online yang dipaksakan tapi diharuskan telah membuat para pengajar kewalahan dan khawatir, yang juga berarti mereka lebih rentan menjadi mangsa trik rekayasa sosial yaitu sebuah metode lama namun efektif, seperti phishing dan scam.
“Peningkatan empat digit dalam jumlah pengguna yang kami amankan dari berbagai ancaman online membuktikan pelaku kejahatan siber sangat menyadari betul akan celah baru yang dapat mereka manfaatkan untuk membidik sektor pendidikan yang sudah memikul beban cukup berat sebelumnya,” kata Yeo Siang Tiong, General Manager Asia Tenggara di Kaspersky, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (4/12/2020).
Perusahaan asal Rusia itu mengungkap, secara global jumlah total serangan DDoS meningkat 80 persen pada kuartal pertama 2020 jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2019.
Dan serangan terhadap sumber daya pendidikan (educational resources) menjadi penyumbang cukup besar terhadap peningkatan tersebut. Antara Januari dan Juni 2020, jumlah serangan DDoS yang memengaruhi sumber daya pendidikan meningkat setidaknya 350 persen jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada 2019.
Kaspersky Security Network (KSN) juga menunjukkan lonjakan tajam dalam jumlah pengguna di Asia Tenggara yang menghadapi ancaman yang menyamar sebagai platform e-learning dan konferensi video selama tiga kuartal pertama tahun 2020. Aplikasi dan alat tersebut termasuk Moodle, Zoom, edX, Coursera, Google Meet, Google Classroom, dan Blackboard.