5 Laba-Laba Mematikan di Dunia, Nomor 4 Racunnya Berbahaya untuk Sistem Saraf
JAKARTA, iNews.id - Ingin tahu laba-laba mematikan di dunia? Disebut mematikan karena laba-laba ini mempunyai racun yang dapat melumpuhkan manusia.
Ada lebih dari 43.000 spesies laba-laba berbeda ditemukan di dunia. Dari jumlah itu, hanya sedikit yang dikatakan berbahaya dan kurang dari 30 menyebabkan kematian manusia.
Kematian manusia biasanya disebabkan oleh racun berbisa yang disuntikan ke tubuh. Racun laba-laba dirancang untuk bekerja pada hewan yang lebih kecil. Tapi racun dari beberapa spesies dapat menyebabkan lesi kulit pada manusia atau menghasilkan reaksi alergi yang menyebabkan kematian.
Jadi apa saja laba-laba mematikan yang membayakan manusia tersebut? Berikut ini daftar ulasan laba-laba tersebut, sebagaimana dikutip dari Britannica.
Keluarga laba-laba dalam ordo Araneida ini diberi nama berdasarkan jaringnya yang berbentuk corong. Laba-laba duduk di corong sempit menunggu mangsa menghubungi jaring. Jika hal ini terjadi, laba-laba akan bergegas keluar dan menangkap serangga mangsa di mulut corong.
Spesies Atrax kokohus dan A. formidabilis adalah laba-laba besar berwarna coklat yang sangat ditakuti di Australia bagian selatan dan timur karena gigitannya yang berbisa. Beberapa kematian manusia akibat gigitan laba-laba agresif ini telah tercatat di kawasan Sydney sejak tahun 1920-an.
Spesies ini tersebar luas di seluruh Australia, hidup di berbagai lingkungan di benua ini, kecuali gurun terpanas dan puncak gunung yang sangat dingin. Spesies ini juga ditemukan di perkotaan, sering membuat sarang di tempat tinggal manusia. Punggung merah dikenali dari garis merahnya yang menonjol atau tanda berbentuk jam pasir di punggungnya yang berwarna hitam. Tanda ini lebih terlihat pada punggung merah betina dibandingkan jantan.
Laba-laba punggung merah tidak agresif dan cenderung berpura-pura mati jika diganggu. Gigitan juga terjadi saat laba-laba memanjat ke dalam sepatu atau pakaian dan terjebak di kulit korban saat korban sedang berpakaian. Redback jantan dan betina sama-sama berbisa, tetapi sebagian besar racun terutama disebabkan oleh gigitan betina. Hanya 10-20 persen dari seluruh korban yang digigit terkena racun.
Racunnya adalah campuran neurotoksin yang disebut alfa-latrotoksin, yang menyebabkan nyeri, berkeringat, detak jantung cepat, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Laba-laba dapat mengurangi jumlah racun yang disuntikkannya, dan tingkat keparahan gejala ini sering kali bergantung pada seberapa banyak racun yang disuntikkan.
Janda hitam bertanggung jawab atas lebih dari 2.500 kunjungan ke pusat pengendalian racun setiap tahun di AS. Ini adalah salah satu spesies yang dapat ditemukan dari Amerika Serikat dan sebagian Kanada hingga Amerika Latin dan Hindia Barat. Anggota Latrodectus yang paling umum di Amerika Utara bersarang di berbagai tempat, seperti tumpukan kayu, liang, atau di antara tanaman yang berfungsi sebagai penyangga jaringnya.
Spesies ini kadang juga disebut laba-laba pisang karena sering ditemukan di daun pisang. Mereka memiliki postur pertahanan yang agresif, di mana mengangkat kaki depannya lurus ke atas. Phoneutria beracun bagi manusia dan dianggap sebagai laba-laba paling mematikan di dunia.
Racun mereka beracun bagi sistem saraf, menyebabkan gejala seperti air liur, detak jantung tidak teratur, dan ereksi yang menyakitkan dan berkepanjangan (priapisme) pada pria. Para ilmuwan sedang menyelidiki racun P. nigriventer sebagai kemungkinan pengobatan untuk disfungsi ereksi.
Pada akhir 2013, sebuah keluarga di London, Inggris harus pindah dari rumahnya agar dapat diasapi, karena rumah tersebut dipenuhi laba-laba kecil pengembara asal Brasil. Kantung telur yang disimpan dalam tandan pisang dikirim ke toko kelontong setempat milik keluarga tersebut.
Racun laba-laba ini merupakan sitotoksin yang dapat menimbulkan lesi nekrotikans. Namun, lesi seperti ini jarang terjadi pada korban gigitan. Meski begitu, kemerahan dan bengkak di lokasi gigitan adalah reaksi umum. Laba-laba kantung kuning bukanlah makhluk yang jinak; laba-laba kantung kuning betina, misalnya, mungkin menggigit saat mempertahankan telurnya.
Editor: Dini Listiyani