Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Serial Web 2125: Pesan dari Bumi Ajak Anak Muda Jaga Planet Ini
Advertisement . Scroll to see content

Aktivitas Puncak Matahari Diperkirakan Terjadi pada Akhir 2023, Ini Dampaknya pada Bumi

Minggu, 02 Juli 2023 - 12:22:00 WIB
Aktivitas Puncak Matahari Diperkirakan Terjadi pada Akhir 2023, Ini Dampaknya pada Bumi
Aktivitas matahari berpotensi mencapai puncak dalam siklus dapat menyebabkan masalah besar bagi kehidupan di muka bumi pada akhir 2023. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Aktivitas matahari berpotensi mencapai puncak dalam siklus yang dapat menyebabkan masalah besar bagi kehidupan di muka bumi pada akhir 2023. Sebelumnya, matahari sempat melepaskan Coronal Mass Ejection (CME) pada 21 Juli 2022.

CME telah melakukan perjalanan melalui Tata Surya dan menciptakan badai geomegnetik kecil saat tiba di Bumi. Ilmuwan memperkirakan aktivitas matahari berikutnya dapat menghantam lebih keras dan lebih cepat dari yang diduga. 

Seberapa berbahaya puncak aktivitas matahari ini? Setiap 11 tahun, medan magnet matahari terjerat hingga menghasilkan pembalikan kutub utara dan selatan secara besar-besaran.

Selama periode aktivitas matahari yang meningkat, lebih banyak bintik matahari muncul di permukaan, memicu lebih banyak jilatan api dan badai. Ini berpotensi mengganggu komunikasi, merusak infrastruktur listrik, dan memengaruhi pengoperasian satelit di bumi.

Menurut NASA siklus saat ini disebut sebagai Solar Cycle 25, secara resmi dimulai pada Desember 2019. Saat itu, para ilmuwan memperkirakan siklus matahari mencapai klimaksnya pada 2025, dengan puncak sekitar 115 bintik matahari. 

Namun, pengamatan bintik matahari dan fenomena matahari baru-baru ini menunjukkan dapat mencapai puncak lebih cepat dan lebih kuat dari yang diperkirakan sebelumnya. 

"Ini akan mencapai puncak lebih awal dan akan mencapai puncak lebih tinggi dari yang diharapkan," ujar Alex James, fisikawan dari University of College London, Inggris dilansir dari Live Science, Minggu (2/7/2023).

Dia menjelaskan dengan memantau jumlah dan frekuensi bintik matahari, para ilmuwan dapat melacak siklus matahari dan perkembangannya menuju aktivitas maksimal. "Bintik matahari muncul ketika medan magnet yang kuat menembus permukaan Matahari," kata James.

"Dengan melihat bintik-bintik matahari tersebut, kita dapat mengetahui seberapa kuat dan kompleks medan magnet Matahari pada saat itu," ujarnya.

Pada Januari, para ilmuwan mengamati lebih dari 140 bintik matahari, ketika diperkirakan tidak lebih dari 63. Secara keseluruhan, jumlah bintik matahari yang teramati telah melampaui angka prediksi selama 27 bulan berturut-turut. Suar matahari juga tumbuh lebih sering dan kuat. 

Pada 24 Maret, lontaran CME menghantam Bumi tanpa peringatan, menciptakan badai geomagnetik bersejarah dan kuat yang membuat aurora besar terlihat di lebih dari 30 negara bagian AS.

Fenomena matahari langka lainnya — termasuk pusaran besar yang berputar-putar di sekitar kutub utara Matahari, badai matahari yang mengamuk selama tiga hari — telah menjadi lebih umum, ini menunjukkan aktivitas puncak matahari segera mendekat.

Tidak jelas secara pasti mengapa siklus matahari berlangsung selama ini, tetapi para astronom telah mencatat polanya sejak pertama, tepatnya pada saat Solar Cycle 1, yang terjadi antara 1755 dan 1766. Adapun siklus Solar Cycle 25, dimulai pada Desember 2019.

Editor: Dani M Dahwilani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut