Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Miris! Ilmuwan Temukan Lumba-Lumba Menderita Alzheimer gegara Sampah di Laut
Advertisement . Scroll to see content

Astronom Deteksi Kilatan Cahaya Aneh Selama Supernova untuk Kedua Kalinya

Selasa, 28 Juli 2020 - 15:09:00 WIB
Astronom Deteksi Kilatan Cahaya Aneh Selama Supernova untuk Kedua Kalinya
Astronom deteksi kilatan cahaya (Foto: NASA)
Advertisement . Scroll to see content

SAN FRANCISCO, iNews.id - Kilatan cahaya ultraviolet dari katai putih yang meledak telah terdeteksi oleh para astronom untuk kedua kalinya. Kilatan ini dapat memberi para peneliti petunjuk penting mengenai apa yang memicu kematian bintang-bintang kuno.

Para peneliti menjadi sadar akan supernova yang disebut SN2019yvq Desember lalu, sehari usai ledakan terjadi. Dalam beberapa jam, para ilmuwan mengklasifikasikan peristiwa itu sebagai supernova Type Ia.

“Ini adalah beberapa ledakan paling umum di semesta. Tapi, yang istimewa adalah UV flash. Para astronom telah mencari ini selama bertahun-tahun dan tidak pernah menemukannya. Sepengetahuan kami, ini sebenarnya hanya kedua kalinya sinar UV terlihat dengan supernova Type Ia,” kata ahli astrofisika Adam Miller dari Universitas Northwestern yang dikutip dari Science Alert, Selasa (28/7/2020). 

SN2019yvq di galaksi sekitar 140 juta tahun cahaya dari Bumi, dengan UV flash jarang terlihat selama beberapa hari sebelum emisi berhenti. Adapun apa yang ada di balik cahaya aneh, tim mengatakan mereka belum yakin karena kerdil putih tidak cukup panas yang dibutuhkan untuk jenis sinar UV.

“Kebanyakan supernova tidak begitu panas, sehingga Anda tidak mendapatkan radiasi UV yang sangat intens. Sesuatu yang tidak biasa terjadi dengan supernova ini untuk menciptakan fenomena yang sangat panas,” kata Miller.

Saat pengamatan yang sedang berlangsung dalam tahun depan atau lebih diharapkan untuk mempersempit mekanisme yang tepat yang bertanggung jawab untuk flash SN2019yvq, saat ini masih ada empat kemungkinan penyebab yang bisa memicu peristiwa ini.

Secara potensial, para peneliti berpikir, katai putih bisa menjadi tidak stabil setelah mengonsumsi bahan bintang dari bintang pendamping dalam sistem biner, dengan benturan bahan antara keduanya yang memicu sinar UV.

Selain itu, lampu kilat bisa jadi hasil dari peningkatan dramatis dalam panas karena pencampuran antara inti bagian dalam kerdil putih dan lapisan luar, atau dari helium yang memicu karbon di bintang.

Terakhir, ada kemungkinan dua kerdil putih bergabung, dengan flash UV SN2019yvq mewakili ledakan saat bahan terlontar dari kedua bintang bersentuhan.

Editor: Dini Listiyani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut