Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Hari Tanpa Bayangan di Indonesia, Simak Tanggal dan Waktunya
Advertisement . Scroll to see content

Bagaimana Proses Terjadinya Hari Tanpa Bayangan? Berikut Penjelasannya

Selasa, 21 Februari 2023 - 22:00:00 WIB
Bagaimana Proses Terjadinya Hari Tanpa Bayangan? Berikut Penjelasannya
Proses Terjadinya Hari Tanpa Bayangan (Foto: Antara)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Bagaimana proses terjadinya hari tanpa bayangan akan diulas pada artikel kali ini. Hari tanpa bayangan matahari merupakan fenomena alam yang terjadi di mana matahari berada pada posisi 90 derajat saat melintasi beberapa wilayah di bumi. 

Pada posisi tersebut, tidak ada bayangan yang terbentuk dari benda tegak tak berongga saat tengah hari. Di Indonesia, fenomena unik ini terjadi dua kali dalam setahun.

Proses Terjadinya Hari Tanpa Bayangan

Fenomena hari tanpa bayangan berkaitan dengan gerak semu tahunan matahari. Gerak semu akan membuat matahari seolah bergerak ke arah utara dan selatan bumi setiap tahunnya.

Gerak semu matahari terjadi karena titik rotasi bumi berada posisi tidak tegak lurus terhadap matahari, sehingga ketika bumi mengelilingi matahari, akan tampak matahari yang bergerak dari utara dan selatan bumi.

Melansir lapan.go.id, hari tanpa bayangan atau dalam istilah astronomi disebut kulminasi, terjadi karena perspektif cahaya akibat Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan berada pada bujur yang sama. Oleh karena itu, matahari berdiri tepat di atas kepala dan akan jatuh tepat di bawah benda yang terkena sinarnya.

Namun demikian, cahaya tersebut tidak akan hilang seutuhnya karena masih bisa dilihat dari jarak yang lebih tinggi dan akan terlihat seperti biasa. Kulminasi cahaya tidak akan mengalami pergeseran dari objek yang dituju.

Hari tanpa bayangan akan terjadi sebanyak dua kali di kota-kota yang terletak diantara Garis Balik Utara (23,4 derajat Lintang Utara) dan Garis Balik Selatan (23,4 derajat Lintang Selatan).

Bayangan yang lenyap tersebut terjadi karena perspektif cahaya. Hal ini dikarenakan antara GBU (Garis Balik Utara) dan GBS (Garis Balik Selatan) bertempatan di bujur yang sama, oleh karena itu matahari berdiri tepat di atas kepala dan jatuh nya pun tepat dibawah benda yang disinarinya.

Namun cahaya-cahaya ini tak lenyap seutuhnya sebab apabila dilihat dari jarak yang lebih tinggi bayangan itu tetap terlihat sebagaimana mestinya. Karena disaat kulminasi cahaya tidak bergeser dari objek yang dituju.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut