Bukan 4,5 Miliar Tahun, Usia Cincin Saturnus Ternyata Lebih Muda

CALIFORNIA, iNews.id - Saturnus dikenal dengan cincin yang mengelilinginya. Tapi, cincin raksasa gas itu kemungkinan tidak terbentuk 4,5 miliar tahun yang lalu saat tata surya lahir.
Para ilmuwan sekarang percaya cincin Saturnus kemungkinan telah terbentuk 10 juta tahun yang lalu. Cincin raksasa terbentuk saat sebuah komet es tersedot ke orbit planet dan terpisah oleh medan gravitasi yang sangat besar.
Cincin Saturnus telah lama menjadi subyek menarik karena mengandung partikel-partikel titik-titik es kecil hingga batu-batu sebesar rumah. Tapi, butuh pesawat luar angkasa terkenal Cassini untuk menjawab usia cicin raksasa tersebut.
Pada Grand Finale 2017, setelah 13 tahun menjelajah Saturnus, pesawat luar angkasa melakukan 22 kali penggalian di antara cicin Saturnus sebelum mengakhiri misinya dan terbakar di atmosfer. Penerbangan yang spektakuler memberikan para ilmuwan informasi yang mereka butuhkan untuk memperkirakan massa cincin.
Warna cincin Saturnus menjadi sedikit lebih gelap seiring waktu saat pecahan batu dari meteor yang melintas menempel pada permukaan esnya, sehingga memungkinkan para ahli memperkirakan berapa lama mereka telah tumbuh.
Kesimpulannya ialah cincin Saturnus hanya berusia antara 10 hingga 100 juta tahun. Artinya, jauh lebih muda dari planet itu sendiri yang terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun lalu.
"Seperti yang lain, saya percaya cincin Saturnus setua dulu, tapi sekarang sepertinya itu salah. Dampak dramatis dengan komet yang kami percaya terjadi benar-benar real tak berselang lama. Kami percaya sudah saatnya dampak asteroid yang memusnahkan dinosaurus menunjukkan tata surya bukanlah tempat sepi yang mungkin kita pikirkan," kata Profesor Ilmu Bumi dan Planet di Universitas of California, Berkeley Burkhard Militzer sebagaimaan dikutip dari Daily Mail, Senin (21/1/2019).
Cassini secara efektif bertindak sebagai probe gravitasi, menyelam di dalam cincin Saturnus. Ini merupakan trip berbahaya yang berisiko membuat pesawat luar angkasa terkena batu-batu besar yang berasal dari cincin.
Namun, perjalanan Cassini memungkinkan pengukuran massa pertama jumlah material yang dikandungnya berdasarkan kekuatan tarikan gravitasi mereka. Perkiraannya ialah cincin itu memiliki sekitar dua perlima massa Bulan Saturnus, Mimas.
Temuan juga menunjukkan cincin Saturnus sangat muda dan berasal dari komet es yang mungkin memasuki orbit planet dari sabuk Kuiper. Komet itu akan ditarik terpisah menjadi puing-puing dan membentuk cincin.
Cincin juga bisa saja terbentuk saat dua Bulan atau lebih bertabrakan. Kemudian, cincin terbuat dari puing-puing sisa tabrakan Bulan tersebut.
"Meski belum pasti, hasil ini sangat menunjukkan cincin tersebut masih muda dalam konteks Saturnus yang berusia 4.5 miliar tahun. Bagian yang menarik ialah ini juga bisa terjadi pada Bumi, dengan komet yang mampu menciptakan cincin di planet ini. Namun, kita mungkin tidak akan ada untuk melihat mereka karena dampaknya berbahay bagi kehidupan Bumi," kata Professor of Space Science di Open University John Zarnecki.
Editor: Dini Listiyani