China Unjuk Teknologi, 21 Robot Bertanding Lawan Manusia dalam Lomba Lari Maraton di Beijing

Tang Jian, kepala bagian teknologi pusat Robotics, mengatakan kinerja Tiangong Ultra dibantu kaki yang panjang dan algoritma yang memungkinkannya meniru cara manusia lari maraton.
"Saya tidak ingin menyombongkan diri, tetapi saya pikir tidak ada perusahaan robotika lain di Barat yang dapat menyamai prestasi olahraga Tiangong," kata Tang, seraya menambahkan bahwa robot tersebut hanya mengganti baterai tiga kali selama perlombaan.
Beberapa robot, seperti Tiangong Ultra, memang berhasil menyelesaikan perlombaan, namun beberapa lainnya mengalami kesulitan sejak awal.
Seperti salah satu robot android berukuran lebih kecil, sempat terjatuh dan tergeletak di jalan selama beberapa menit, bangkit sendiri diiringi sorak sorai penonton yang menyaksilan.
Model lainnya ada yang ditenagai baling-baling dan dirancang agar tampak seperti Transformer, berbelok melintasi garis start sebelum menabrak pembatas dan menjatuhkan seorang teknisi.
Meskipun robot humanoid telah muncul di ajang lari maraton China selama setahun terakhir, ini adalah pertama kalinya mereka berlomba bersama manusia. Mereka berharap investasi dalam industri baru, seperti robotika dapat membantu menciptakan pertumbuhan ekonomi baru.
Namun, beberapa analis mempertanyakan apakah robot yang mengikuti lomba lari maraton merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk potensi industri mereka.
"Saya pikir ini merupakan dorongan besar bagi seluruh industri robotika," kata Cui Wenhao, seorang insinyur berusia 28 tahun di Noetix Robotics, menanggapi lomba tersebut.