Fenomena Solstis Terjadi 22 Desember, Ini Dampaknya
JAKARTA, iNews.id - Di media sosial beredar imbauan agar tidak keluar rumah saat terjadi fenomena solstis dari pihak tidak bertanggung jawab. Sebenarnya apa itu fenomena solstis dan bagaimana dampaknya?
Solstis sebenarnya hanya fenomena astronomi biasa. Berasal dari bahasa Latin, Solstitium terdiri atas dua kata. Sol bermakna Matahari dan Stitium berarti tempat berhenti, singgah, atau balik. Jadi, solstis ini adalah Titik Balik Matahari.
Dikutip dari laman resmi Instagram LAPAN, secara khusus, Solstis dapat didefinisikan sebagai peristiwa saat Matahari berada di paling utara maupun selatan saat mengalami gerak semu tahunan, relatif pada ekuator langit. Solstis terjadi dua kali setahun yakni Juni dan Desember. Bagaimana dampaknya?
Solstis berdampak pada gerak semu harian Matahari saat terbit, berkulminasi, dan terbenam. Intensitas radiasi Matahari yang diterima permukaan Bumi, kemudian berdampak pada sepanjang siang dan panjang malam. Selain itu, berdampak juga pada pergantian musim.
Dampak yang dirasakan manusia tentu tidak begitu ekstrem. Sekalipun di Bumi terjadi letusan gunung berapi, tsunami, atau banjir, fenomena itu tidak ada kaitannya dengan solstis karena murni fenomena astronomi yang dapat memengaruhi iklim dan musim di Bumi.
Sedangkan gunung berapi, tsunami, dan banjir masing-masing disebabkan aktivitas vulkanologis, seismik, oseanik, dan hidrometeorologi. Seperti disebutkan sebelumnya, solstis terjadi di Juni dan Desember. Tahun ini, fenomena terjadi pada 21 Juni dan 22 Desember.
Editor: Dini Listiyani