Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : NASA Buka Suara usai Kim Kardashian Bilang Manusia Mendarat di Bulan Kebohongan Besar
Advertisement . Scroll to see content

Gara-Gara Penerbangan Luar Angkasa, Darah Astronot Perlihatkan Tanda-Tanda Mutasi DNA

Selasa, 06 September 2022 - 07:44:00 WIB
Gara-Gara Penerbangan Luar Angkasa, Darah Astronot Perlihatkan Tanda-Tanda Mutasi DNA
Darah Astronot Perlihatkan Tanda-Tanda Mutasi DNA (Foto: NASA)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Sebanyak 14 astronot dalam penelitian. Peneliti berasal dari program pesawat ulang-alik NASA ditemukan memiliki mutasi DNA dalam sel induk pembentukan darah. 

Hasil temuan disimpulkan dalam studi Nature Communication Biology 31 Agustus. Mutasi, meskipun sangat tinggi mengingat usai astronot, berada di bawah ambang batas yang menjadi perhatian. 

Menariknya, para astronot menyarankan agar menjalani pemeriksaan darah berkala untuk mengawasi kemungkinan mutasi. Program pemantauan tetap akan menjadi penting karena NASA mencapai misi luar angkasa jangka panjang melalui program Artemis di Bulan dan kemudian kunjungan manusia ke Mars. 

Penulis studi utama Dr David Goukassian mengatakan, tim memutuskan melanjutkan studi baru mengingat peningkatan minat dalam penerbangan luar angkasa komersial dan eksplorasi luar angkasa, dan potensi risiko kesehatan dari paparan berbagai faktor berbahaya terkait dengan misi luar angkasa eksplorasi berulang atau berdurasi panjang. 

NASA baru-baru ini mengubah persyaratan radiasi seumur hidup untuk astronot yang menurut para kritikus mendiskriminasi perempuan yang secara historis memiliki batas lebih rendah dibanding astronot pria. Para peneliti menemukan frekuensi mutasi somatik yang lebih tinggi dari 14 astronot yang dipertimbangkan dalam penelitian ini, relatif terhadap statistik populasi yang pernah ke luar angkasa. 

Kohort luar angkasa terbang antara 1998 hingga 2001 dengan misi ulang-alik rata-rata 12 hari. Sekitar 85 persen dari kelompok itu adalah laki-laki dan enam astronot sedang dalam misi pertama mereka, sebagaimana dikutip dari Space.com. 

Para peneliti mengumpulkan sampel darah lengkap dari para astronot dua kali, tepatnya 10 hari sebelum penerbangan luar angkasa dan pada hari pendaratan. Sel darah putih dikumpulkan sekali, tiga hari setelah mendarat. Sampel darah kemudian dibiarkan tidak tersentuh dalam freezer selama 20 tahun, dingin pada minus 112 derajat Fahrenheit (minus 80 derajat Celcius.)

Namun, mutasi somatik yang terlihat pada gen kurang dari dua persen. Orang-orang yang melanggar ambang batas itu menghadapi risiko lebih besar dalam mengembangkan penyakit kardiovaskular dan beberapa bentuk kanker.

"Kehadiran mutasi ini tidak selalu berarti para astronot akan mengembangkan penyakit kardiovaskular atau kanker, tetapi ada risiko bahwa, seiring waktu, ini dapat terjadi melalui paparan yang berkelanjutan dan berkepanjangan terhadap lingkungan ekstrem luar angkasa," ujar Goukassian.

Editor: Dini Listiyani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut