Gunung Es Raksasa Lepaskan 152 Miliar Ton Air Disekitar Pulau Terpencil Antartika, Berpotensi Berdampak pada Ekosistem
JAKARTA, iNews.id - Gunung es yang dijuluki A68a baru-baru ini melepaskan 152 miliar ton air tawar di dekat pulau sub-Antartika Georgia Selatan. Pelepasan air ini berpotensi berdampak pada ekosistem kawasan.
A68a menarik perhatian dunia pada 2017 saat memecahkan lapisan es Larsen-C, yang terletak di dekat ujung Semenanjung Antartika. Gunung es terbesar di dunia pada saat pembentukannya, awalnya mengapung di sekitar lautan Weddell dekat Antartika sebelum membuat jalan melintasi Lintasan Drake antara Amerika Selatan bagian selatan dan utara.
Saat mendekati pulau Antlantik selatan Georgia Selatan pada Desember 2022, para peneliti menjadi khawatir itu akan mengganggu satwa liar di wilayah terpencil. Studi baru menunjukkan gunung es kolosal memang memiliki efek besar pada lingkungan setempat, sebagaimana dikutip dari The Verge.
Selama rentang tiga bulan antara 2020 hingga 2021, A68a meleleh dengan cepat saat bertemu dengan air yang lebih hangat di Lintasan Drake. Menurut surver Antartika Inggri, para peneliti awalnya takut lunas gunung es, bagian dari gunug es di bawah permukaan air akan kandas di dasar lau, menghalangi arus dan rute mencari makan predator.
Namun denyut raksasa air tawar dilepaskan gunung es kemungkinan masih berdampak pada ekosistem Georgia Selatan. Langkah selanjutnya adalah menentukan dengan tepat seperti apa dampak itu, kata Anne Braakmann-Folgmann, penulis utama studi tersebut.
Braakmann-Folgmann juga mencatat rute A68a melintasi Drake Passage dapat membantu para peneliti mempelajari lebih lanjut tentang gunung es di masa depan dan "bagaimana mereka memengaruhi lautan kutub. Itu akan menjadi informasi berharga untuk dimiliki, mengingat perubahan iklim diperkirakan akan mempercepat keruntuhan lapisan es, yang mengarah ke lebih banyak gunung es besar yang pecah di Antartika di masa depan.
Editor: Dini Listiyani