Ingin Lacak Asteroid Dekat Bumi dengan Baik, NASA Ciptakan Teknologi Baru
SAN FRANCISCO, iNews.id - NASA saat ini melacak sekitar 28.000 asteroid dekat Bumi untuk menilai risiko dampaknya. Badan antariksa Amerika itu mengatakan setiap tahun angka meningkat sekitar 3.000 karena lebih banyak asteroid ditemukan.
Tapi di tahun-tahun mendatang diperkirakan jumlahnya akan meningkat secara drastis karena teleskop yang lebih kuat mulai online. Menjelang peningkatan yang cepat, para ilmuwan di Pusat Studi Objek Dekat Bumi, yang dikelola oleh Jet Propulsion Laboratory NASA, telah menciptakan algoritme pemantauan dampak generasi berikutnya yang disebut Sentry-II untuk mengevaluasi probabilitas dampak asteroid dekat Bumi dengan lebih baik.
“Budaya populer sering menggambarkan asteroid sebagai objek kacau yang meluncur sembarangan di sekitar Tata Surya kita, mengubah arah secara tak terduga dan mengancam planet kita tanpa pemberitahuan sesaat pun,” kata JPL sebagaimana dikutip dari Digital Trends.
Ini bukan kenyataan, kata JPL, asteroid adalah benda langit yang sangat dapat diprediksi yang mematuhi hukum fisika dan mengikuti jalur orbit yang dapat diketahui mengelilingi matahari.”
JPL menambahkan terkadang jalur asteroid dapat membawanya sangat dekat dengan Bumi, dan karena apa yang digambarkannya sebagai "ketidakpastian kecil" pada posisi asteroid, dampak dengan planet kita terkadang menjadi kemungkinan yang sangat nyata.
Kabar baiknya Sentry-II akan memberi para ilmuwan data yang lebih akurat yang akan menghasilkan evaluasi yang lebih andal mengenai risikonya terhadap Bumi. Jadi apa yang terjadi jika para ilmuwan menentukan sebuah asteroid besar akan menabrak Bumi dalam peristiwa yang dapat menyebabkan kerusakan dahsyat?
Nah, NASA sedang menguji sistem pertahanan sekarang. Misi DART yang baru-baru ini diluncurkan akan mencoba mengubah jalur asteroid dengan menabrakkan pesawat ruang angkasa langsung ke dalamnya. Jika misi ini berhasil, metode ini akan menjadi bentuk pertahanan utama kami melawan asteroid besar berbahaya yang menuju ke arah Bumi.
Editor: Dini Listiyani