Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ilmuwan Harvard Yakin Pesawat Alien Benar Ada, Ini Faktanya!
Advertisement . Scroll to see content

Mengenal Louis Pasteur, Penemu Vaksin Antraks dan Rabies

Minggu, 24 Maret 2019 - 06:27:00 WIB
Mengenal Louis Pasteur, Penemu Vaksin Antraks dan Rabies
Mengenal Louis Pasteur, penemu vaksin antraks dan rabies (Foto: Photos.com/Thinkstock)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Louis Pasteur, ahli kimia dan mikrobiologi asal Prancis yang terkenal dengan segudang penemuannya. Salah satunya vaksin melawan antraks dan rabies.

Kendati demikian mungkin masih banyak yang belum mengetahui bagaimana perjalanan pendidikan dan karir dari pria kelahiran Prancis, 27 Desember 1822 ini. Mari dimulai dari secuil kisah masa kecilnya terlebih dulu.

Pada saat kecil, Louis Pasteur merupakan siswa biasa tapi dia memiliki bakat menggambar dan melukis. Bahkan, potret terkai orangtua dan teman-temannya yang dibuat saat dia berusia 15 tahun disimpan di museum Pasteur Institute di Paris.

Usai menyelesaikan pendidikan sekolah dasarnya di Arbois, dia akhirnya pindah dan melanjutkan pendidikannya dekat Besancon. Lalu, pada 1840 Pasteur meraih gelar sarjana seni dan di 1842, dia menerima gelar bachelor of science degree di Royal College of Besançon.

Di 1843 Pasteur diterima di École Normale Supérieure (perguruan tinggi guru di Paris). Di sana dia menghadiri kuliah ahli kimia Prancis Jean-Baptiste-André Dumas dan menjadi asisten dosennya.

Pasteur meraih gelar Master of Science Degree pada 1845 dan memperoleh gelar lanjutan dalam ilmu fisika. Tak sampai di situ, dia bahkan berhasil meraih gelar doktor dalam ilmu sains pada 1847.

Pada 1848, Pasteur diangkat menjadi profesor fisika di Dijon Lycée. Karirnya berjalan dengan mulus, tak lama setelah itu dia menerima posisinya sebagai profesor di Universitas Stasbourg.

Sukses dalam karirnya, pada 29 Mei 1849 Pasteur menikah dengan Marie Laurent. Hasil dari pernikahannya tersebut, Pasteur dan Laurent memiliki lima anak tapi hanya dua yang bertahan.

Hasil Karya Louis Pasteur Mengubah Dunia
Di 1854 Pasteur diangkat sebagai profesor kimia dan dekan fakultas sains di Universitas Lille. Saat bekerja di Lille, dia diminta untuk membantu menyelesaikan masalah terkait dengan produksi alkohol di penyulingan lokal.

Pasteur akhirnya memulai serangkaian penelitian mengenai fermentasi alkohol. Atas karyanya menangani masalah, dia terlibat dalam menangani berbagai problem praktis dan ekonomi lainnya yang melibatkan fermentasi.

Usahanya terbukti berhasil dalam mengungkap sebagian besar masalah dan implikasi teoritasi baru muncul dari karyanya. Pasteur menyelidiki aspek fermentasi, termasuk produksi senyawa seperti asam laktat yang bertanggung jawab membasahi susu. Dia juga mempelajari fermentasi asam butirat.

Pada 1857, Pasteur meninggalkan Lille dan kembali ke Paris. Dia ditunjuk sebagai manajer dan direktur studi ilmiah di École Normale Supérieure.

Pada tahun yang sama dia memaparkan bukti eksperimental terkait partisipasi organisme hidup dalam semua proses fermentasi dan menujukkan organisme tertentu dikaitkan dengan masing-masing fermenasi tertentu. Bukti ini memunculkan teori fermentasi kuman.

Pada 1862, Pasteur terpilih menjadi Académie des Sciences dan tahun berikutnya dia diangkat menjadi profesor geologi, fisika, dan kimia di École des Beaux-Arts. Tak berselang lama, Pasteur mengalihkan perhatiannya ke krisis ulat sutera di Prancis.

Di pertengahan abad ke-19, penyakit misterius menyerang pembibitan ulat sutera Prancis. Telur ulat sutera tidak lagi dapat diproduksi di Perancis, dan mereka tak bisa diimpor dari negara lain. Sebab, penyakit ini telah menyebar ke seluruh Eropa dan telah menginvasi wilayah Kaukasus Eurasia, Cina, dan Jepang.

Pada 1865, industri ulat sutera hampir sepenuhnya hancur di Prancis dan berada pada tingkat lebih rendah di seluruh Eropa barat. Pasteur hampir tidak tahu apa-apa tentang ulat sutera, tetapi atas permintaan mantan mentornya, Dumas, Pasteur mengambil alih masalah itu, menerima tantangan itu dan memanfaatkan kesempatan untuk mempelajari lebih lanjut tentang penyakit menular.

Dia menjadi peternak ulat sutera yang ahli dan mengidentifikasi organisme yang menyebabkan penyakit. Setelah lima tahun penelitian, dia berhasil menyelamatkan industri ulat sutera melalui metode yang memungkinkan pelestarian telur ulat sutera yang sehat dan mencegah kontaminasi mereka oleh organisme penyebab penyakit.

Dalam beberapa tahun, metode yang dilakukan Pasteur diakui di seluruh Eropa dan bahkan menurut ensiklopedia Britannica, masih digunakan sampai sekarang di negara-negara penghasil ulat sutera.

Pada tahun 1867, Pasteur mengundurkan diri dari tugas-tugas administrasi di École Normale Supérieure dan diangkat sebagai profesor kimia di Sorbonne, sebuah universitas di Paris. Meskipun lumpuh sebagian (hemiplegia kiri) pada tahun 1868, dia melanjutkan penelitiannya.

Bagi Pasteur, penelitian tentang ulat sutera merupakan inisiasi ke dalam masalah penyakit menular, dan pada saat itulah ia pertama kali menyadari kompleksitas proses infeksi.

                               (Foto: Hulton-Deutsch Collection/Corbis)

Mengembangkan Vaksin
Pada 1870-an Pasteur telah menjadi orang terpandang di Prancis. Lalu, pada 1873 dia terpilih sebagai anggota rekanan Académie de Médecine. Meski begitu, lembaga medis enggan menerima teori kuman penyakitnya, terutama karena berasal dari ahli kimia.

Namun, selama beberapa dekade berikutnya, Pasteur mengembangkan prinsip vaksinasi secara keseluruhan dan berkontribusi pada fondasi imunologi. Penemuan penting pertama Pasteur dalam studi vaksinasi muncul pada 1879 dan berkaitan dengan penyakit yang disebut kolera ayam.

Dia menginokulasi ayam dengan bentuk yang dilemahkan dan menunjukkan hewan itu resisten terhadap strain yang sepenuhnya virulen. Sejak saat itu, Pasteur mengarahkan semua pekerjaan eksperimentalnya ke masalah imunisasi dan menerapkan prinsip ini pada banyak penyakit lain.

Pasteur mulai menyelidiki antraks pada 1879. Pada waktu itu epidemi antraks di Prancis dan beberapa bagian Eropa lainnya telah membunuh sejumlah besar domba dan menyerang manusia.

Dokter Jerman Robert Koch mengumumkan isolasi basil anthrax, yang dikonfirmasi Pasteur. Koch dan Pasteur secara independen memberikan bukti eksperimental definit bahwa basil anthrax memang bertanggung jawab atas infeksi.

Pasteur ingin menerapkan prinsip vaksinasi pada antraks. Dia mempersiapkan cultures of the bacillus setelah menentukan kondisi yang menyebabkan hilangnya virulensi organisme.

Pada musim semi 1881 dia memperoleh dukungan keungan, kebanyakan dari petani, untuk melakukan percobaan publik besar-besaran dari imunisasi antraks. Percobaan berlangsung di Pouilly-le-Fort, yang terletak di pinggiran selatan Paris.

Pasteur mengimunisasi 70 hewan ternak dan percobaan tersebut sukses besar. Prosedur vaksinasi melibatkan dua inokulasi pada interval 12 hari dengan vaksin dari berbagai potensi.

Satu vaksi, dari kultur virulensi rendah, diberikan kepada separuh domba dan diikuti oleh yang kedua dari kultur yang lebih ganas dibanding yang pertama. Dua minggu kemudian setelah inokulasi awal ini, domba yang divaksinasi dan kontrol diinokulasi dengan strain antraks yang ganas.

Dalam beberapa hari semua domba kontrol mati, sedangkan semua hewan yang divaksinasi selamat. Hal ini meyakinkan banyak orang karya Pasteur memang valid.

Menyusul keberhasilan percobaan vaksinasi antraks, Pasteur berfokus pada asal mikroba penyakit. Investasinya terhadap hewan yang terinfeksi oleh mikroba patogen dan studinya tentang mekanisme mikroba yang menyebabkan efek fisiologis berbahaya pada hewan membuatnya menjadi pelopor dalam bidang infectious pathology.

Sukses melawan penyakit antraks, Pasteur memutuskan untuk mengembangkan vaksin lain. Vaksi pertama melawan rabies. Dia memutuskan melawan rabies pada 1882.

Editor: Dini Listiyani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut