Mengenal Megathrust? Gempa yang Diramalkan Akan Terjadi di Indonesia
JAKARTA, iNews.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan akan terjadi gempa dahsyat atau disebut megathrust di Indonesia. Sebenarnya apa megathrust tersebut?
Megathrust adalah gempa Bumi besar yang terjadi di zona subduksi, tempat salah satu lempeng tektonik Bumi terdorong di bawah lempeng lainnya. Gempa ini terjadi karena adanya zona sumber gempa potensial yang belum mengalami gempa besar dalam puluhan hingga ratusan tahun terakhir. Ini disebut zona Seismic Gap.
Menurut Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, ada potensi terjadinya gempa megathrust di Indonesia. Mengingat, ada dua lempengan di Indonesia yang belum menunjukkan tanda-tanda mengeluarkan gempa besar.
"Seismic Gap Megathrust Selat Sunda (M8,7) dan Megathrust Mentawai-Siberut (M8,9). Rilis gempa di kedua segmen megathrust ini boleh dikata tinggal menunggu waktu karena kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar," kata Daryonon dalam keterangannya.
Megathrust Mentawai-Siberut memiliki potensi untuk memicu gempa besar di masa depan dan telah menimbulkan beberapa bencana sejak tahun 1994.
Di wilayah Sumatera, megathrust pernah menyebabkan gempa berkekuatan M8,5 di Nias pada 1994, M7,9 di Lampung-Bengkulu pada 2000, M9,3 di Aceh pada 2004, dan M8,7 di Bengkulu
Langkah BMKG
Menurut BMKG, mereka sudah menyiapkan beberapa langkah untuk mitigasi terjadinya megathrust. Langkah pertama yang dilakukan yakni mengidentifikasi wilayah yang akan terjadi megathrust.
"Yang sudah saatnya bergerak tapi belum bergerak itu diidentifikasi megathurst Mentawai-Siberut dan megathrust Selat Sunda yang sudah periode ulangnya tapi belum bergerak. Jadi langkah pertama itu kita mengidentifikasikan," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam tayangan TV yang diunggah di halaman Instagram BMKG.
Langkah selanjutnya, BMKG juga bekerja sama dengan berbagai pihak, terutama ilmuwan gempa Bumi. "Kami melakukan kajian bersama. Perlu diketahui langkahnya ada dua hal yakni secara teknis dan sosial budaya," tuturnya.
Secara teknis mereka menguatkan observasi dan monitoring. Sedangkan secara sosial budaya melatih masyarakat dengan membuat jalur evakuasi.
Editor: Dini Listiyani