Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Viral Robot Humanoid Bernama NEO, Dijual Seharga Rp331 Jutaan
Advertisement . Scroll to see content

Peneliti Bikin Cyborg Belalang, Bisa Cium Kanker

Rabu, 22 Juni 2022 - 12:49:00 WIB
Peneliti Bikin Cyborg Belalang, Bisa Cium Kanker
Peneliti Bikin Cyborg Belalang, Bisa Cium Kanker (Foto: Ilustrasi/unsplash)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Pada  awal pandemi, ilmuwan mencoba melatih anjing untuk mendeteksi infeksi Covid-19 di manusia. Hasilnya bisa dipredksi. Anjing dapat terbukti mahir dalam mengendus penyakit itu. 

Tapi, pertanyaan yang terus ditanyakan para peneliti pada diri mereka adalah bagaimana mengukut pendekatan itu. Apalagi, melatih seekor anjing itu mahal dan merawatnya bisa menjadi persoalan sendiri. 

Namun, ide menggunakan hewan untuk melihat manusia yang sakit cukup bagus. Tim peneliti dari Michigan State University membuat pendekatan ini dengan cara yang baru. 

Dalam penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal bioRXiv, mereka merinci sistem skrining kanker berbasis belalang. Per MIT Technology Review, teknologi ini melibatkan belalang yang diubah melalui pembedahan dengan elektroda yang ditanam ke dalam lobus otak mereka oleh prosesor Debajit Saha dan rekan-rekannya. 

Elektroda itu ada di sana untuk menangkap sinyal dari antena setiap serangga, yang mereka gunakan untuk mencium bau. Selain itu, tim menumbuhkan tiga tipe berbeda sel kanker mulut manusia dan membangun perangkat untuk menangkap gas yang dipancarkan jaringan itu. 

Mereka kemudian menggunakan perangkat itu untuk memberi serangga bau gas. Mereka menemukan otak belalang merespons setiap jenis jaringan secara berbeda dan dapt dengan tepat mengidentifikasi sel-sel yang sakit hanya dengan merekam gas. 

Studi ini telah ditinjau oleh rekan sejawat, dan sulit untuk mengetahui apakah regulator seperti Food and Drug Administration (FDA) akan menyetujui prosedur seperti itu. Orang-orang juga dapat menganggap perlakuan terhadap belalang dipertanyakan. 

Saha dan timnya berencana untuk terus mengerjakan proyek tersebut. Sistem mereka saat ini membutuhkan antara enam dan 10 otak belalang untuk berfungsi. Dia berharap elektroda baru akan memungkinkan timnya untuk merekam lebih banyak neuron, sehingga membuat satu otak belalang cukup untuk penyaringan individu. 

Dikutip dari Engadget, dia juga ingin membuat perangkat yang memegang otak dan antena portabel, yang memungkinkan tim untuk menggunakan sistem di luar lab.

Editor: Dini Listiyani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut