Penyebab Gerhana Bulan Total
JAKARTA, iNews.id - Salah satu fenomena alam yang terjadi dalam beberapa tahun sekali adalah Gerhana Bulan Total. Apa penyebab Gerhana Bulan Total?
Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Rahmat Triyono menjelaskan gerhana bulan adalah peristiwa terhalanginya sinar matahari oleh bumi, sehingga tidak semuanya sampai ke bulan apabila dilihat dari Bumi. Fenomena ini merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan.
"Peristiwa ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya," ujarnya dalam akun resmi Instgaram BMKG dilansir Rabu (26/5/2021).
Dia melanjutkan adapun Gerhana Bulan Total terjadi saat posisi matahari-bumi-bulan sejajar. Ini saat bulan berada di umbra bumi. Saat puncak gerhana bulan total terjadi bulan akan terlihat berwarna merah, terkenal dengan istilah Blood Moon.
"Karena posisi Bulan saat terjadi gerhana berada di posisi terdekat dengan bumi (Perigee), maka bulan akan terlihat lebih besar dari fase-fase purnama biasa, sehingga sering disebut Super Moon," kata Rahmat.
Seperti diketahui, sebagian wilayah Indonesia hari ini akan mengalami Gerhana Bulan Total. "Seluruh proses gerhana akan berlangsung selama 5 jam 5 menit dan 2 detik. Sedangkan proses gerhana totalnya, sejak awal fase total (U2), puncak total hingga akhir fase total (U3) akan berlangsung selama 18 menit 44 detik," ujar Rahmat.
Dia mengungkapkan jika cuaca cerah Gerhana Bulan Total dapat disaksikan dengan mata telanjang oleh masyarakat. Berikut fase-fase waktu dan wilayah yang dapat menyaksikan Gerhana Bulan Total:
Fase pertama (P1)
Awal Gerhana Bulan mulai pukul 15.46.12 WIB , 16.46.12 WITA , 17.46.12 WIT yang melintas memotong Papua bagian tengah, sehingga pengamat di Provinsi Papua dapat menyaksikan seluruh proses terjadinya Gerhana Bulan Total ini.
Fase Kedua (P2)
Gerhana Bulan Sebagian mulai pukul 16.44.38 WIB , 17.44.38 WITA ,18.44.38 3 WIT, melintas memotong Pulau Sulawesi dan Nusa Tenggara, sehingga pengamat di wilayah Indonesia Timur, Pulau Sulawesi bagian Timur dan Nusa Tenggara Timur dapat menyaksikan kejadian ini.
Fase Ketiga (P3)
Gerhana Bulan Total mulai masuk pukul 18.09.21 WIB , 19.09.21 WITA , 20.09.21 WIT melintas memotong Provinsi Riau dan Sumatera Barat, sehingga seluruh pengamat di Indonesia dapat mengamati awal fase totalitas ini, kecuali di sebagian Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.
Fase Keempat (P4)
Puncak Gerhana Bulan terjadi pukul 18.18.43 WIB , 19.18.43 WITA , 20.18.43 WIT, dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia, kecuali di sebagian kecil Riau, sebagian Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.
Fase Kelima (U1)
Gerhana Bulan Total berakhir* pukul 18.28.05 WIB , 19.28.05 WITA , 20.28.05 WIT melintas membelah Sumatera Utara, sehingga pengamat di seluruh wilayah Indonesia, kecuali sebagian Sumatera Utara dan Aceh, dapat menyaksikan fenomena ini.
Fase Keenam (U2)
Gerhana Bulan Sebagian berakhir pukul 19.52.48 WIB , 20.52.48 WITA , 21.52.48 WIT dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia.
Fase Ketujuh Fase (U3)
Gerhana Bulan berakhir pukul 20.51.14 WIB , 21.51.14 WITA , 22.51.14 WIT dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia.
"BMKG akan melakukan pengamatan Gerhana Bulan Total 26 Mei 2021 di lokasi-lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia dengan menggunakan teleskop yang dipadukan dengan detektor dan teknologi informasi," kata Rahmat.
Editor: Dani M Dahwilani