Puncak Hujan Meteor Perseid Segera Terjadi, Dari Mana Asalnya?
JAKARTA, iNews.id - Puncak hujan meteor Perseid segera terjadi akhir pekan ini. Pertanyaannya, dari mana asal meteor yang jatuh bagaikan hujan tersebut?
Hujan meteor Perseid menerangi langit di Belahan Bumi Utara dan mencapai puncaknya akhir pekan ini. Perseid dikenal selalu menawarkan pemandangan fantastis.
Apalagi di langit yang gelap akan menambah indah pertunjukan. "Jika Anda akan menonton hujan meteor apa pun tahun ini, Itulah yang harus dilihat," kata astronot NASA Bill Cooke.
Puncak hujan meteor Perseid di Amerika Utara akan terjadi dari 12 hingga 13 Agustus. Perseid dapat menghasilkan hingga 100 meteor per jam dalam kondisi prima.
Meskipun Perseid telah aktif sejak 14 Juli, dan akan tetap terlihat hingga 1 September, puncaknya akan menghasilkan laju aktivitas meteor tertinggi.
Saat sepotong komet atau asteroid menabrak atmosfer Bumi, mereka bergerak dengan cepat. Meteor Perseid misalnya melesat melintasi langit dengan kecepatan 37 mil per detik atau sekitar 133.000 mil per jam.
Gesekan antara benda-benda yang bergerak cepat ini dengan atom dan molekul di atmosfer Bumi, menyebabkannya memanas dan terbakar, tampak seperti seberkas cahaya bagi pengamat di Bumi, sebagaimana dikutip dari Smithsonia.
Selama hujan meteor seperti Perseids, Bumi melewati awan besar puing-puing di luar angkasa. Saat ini, planet tersebut bergerak di antara bebatuan dan es yang ditinggalkan oleh komet Swift-Tuttle. Komet tersebut terlihat dari Bumi pada 1992.
Komet sepanjang 16 mil ini mengorbit Matahari selama periode 133 tahun. Berarti, tidak akan terlihat lagi hingga 2125. Namun setiap Agustus, sisa-sisanya menciptakan hujan meteor Perseid yang bercahaya.
Setiap meteor Perseid berukuran kecil, mungkin hanya butiran kecil, atau seukuran kacang polong atau kerikil. Tetap saja, mereka menciptakan cahaya yang fantastis, dan pancurannya terkenal dengan bola apinya yang sangat terang, yang disebabkan oleh potongan puing yang sedikit lebih besar.
Editor: Dini Listiyani