Sisa Puing Planet Asing Ditemukan Terkubur di Bawah Kerak Bumi
JAKARTA, iNews.id - Para ilmuwan menemukan sisa puing planet asing di Bumi. Puing memberikan dampak signifikan terhadap Bumi.
Puing digadang-gadang menciptakan daerah yang membantu membentuk Bumi seperti yang dikenal sekarang. Selama bertahun-tahun, ilmuwan bingung dengan anomali aktivitas seismik jauh di bawah kerak Bumi, sebagaimana dikutip dari Science Focus.
Ada dua tempat di mana aktivitas seismik mempunyai kecepatan rendah yang misterius. Satu di bawah lempeng tektonik Afrika, yang lainnya di bawah lempeng tektonik Pasifik.
Aktivitas ini berdampak pada struktur lempeng tektonik, sehingga mengubah segalanya mulai dari pembentukan pegunungan hingga bergabung dan terbelahnya benua-benua super.
Studi baru yang dipublikasikan di Nature, merinci bagaimana para ilmuwan di California Institute of Technology AS, dan Shanghai Astronomical Observatory, China menjalankan simulasi komputer untuk memecahkan teka-teki ini.
Sekitar 4,5 miliar tahun lalu, Bumi dihantam oleh planet asing yang menyebabkan Bumi berubah untuk selamanya. Kini, para ilmuwan menemukan bahwa puing-puing tersebut rupanya masih tersimpan di dalam Bumi.
Perhitungan melibatkan simulasi dampak resolusi tinggi, model konveksi mantel, perhitungan fisika mineral, dan pencitraan seismik. Para ilmuwan menemukan material di dua wilayah berkecepatan rendah ini 2-3,5 persen lebih padat dibanding material di mantel sekitarnya.
Potongan-potongan material itu berukuran puluhan km yang mereka pikir peninggalan protoplanet kuno yang dikenal sebagai Theia. Kini potongan itu terkubur dan terawetkan di bawah kerak Bumi.
Protoplanet berukuran Mars saat menabrak proto-Bumi yang dikenal sebagai Gaia. Studi menemukan pecahan Theia sebenarnya membentuk dua persen massa Bumi dan para ilmuwan menyimpulkan puing sangat padat karena diperkaya besi.
Ilmuwan juga menyebut puing memiliki material seperti batuan yang ada di Bulan, sehingga banyak ilmuwan yang percaya Bulan juga terbentuk dari tabrakan Theia. Temuan ini diharapkan bisa membantu ilmuwan lebih memahami tentang pembentukan Bumi, Bulan, dan exoplanet di luar tata surya lainnya.
Editor: Dini Listiyani