Starlink Elon Musk Segera Masuk Indonesia, Segini Kecepatan Jaringan Internetnya
JAKARTA, iNews.id - Starlink dikabarkan segera masuk ke Indonesia. Jaringan satelit Elon Musk ini digadang-gadang akan memenuhi kebutuhan internet puskesmas di wilayah terpencil Indonesia.
Seperti diketahui, belum lama ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bertemu Elon Musk untuk menjajaki kemungkinan kerja sama anatara Indonesia dan Starlink. Satelit Musk nantinya akan digunakan untuk menyediakan akses internet ke ribuan pukesmas Indonesia.
Menkes Budi berharap, kerja sama dapat membuat akses layanan kesehatan bisa merata, sehingga membuka akses yang lebih baik ke layanan kesehatan, dan akses komunikasi antar daerah lebih mudah.
“Ini merupakan upaya kami untuk memastikan layanan kesehatan yang setara dan merata di tanah air. Kata Menkes Budi," dikutip pada Kamis (31/8/2023).
Lebih lanjut, Budi mengatakan, puskesmas sebagai garda terdepan untuk menciptakan masyarakat yang sehat harus dipastikan infrastrukturnya memadai.
Dikutip dari laman resmi Kemenkes, saat ini dari 10 ribu lebih puskesmas yang ada, masih ada sekitar 2.200 puskesmas dengan 11.100 puskesmas pembantu yang belum memiliki akses internet.
Kerja sama ini disebut bisa mendukung agenda digitalisasi transformasi kesehatan Indonesia dan memungkinkan konsultasi layanan kesehatan, serta pelatihan tenaga kesehatan bisa dilakukan dari jarak jauh secara online.
Jika melihat laporan Speedtest Global Index dari Ookla Juli 2023, kecepatan internet Indonesia sendiri berada di urutan ke 96 untuk mobile dan fixed broadband berada di peringkat 122. Peringkat ini jauh dibanding Starlink.
Melansir berbagai sumber, kecepatan download internet mobile Indonesia adalah 24,21 Mbps, upload 13,38 Mbps dan latensi 27 ms. Sementara pada fixed broadband ada di angka 27,11 mbps, upload 14,69 mbps, dan latensi 7 ms.
Untuk Starlink, memiliki kecepatan download 66,59 Mbps, upload 7,74 Mbps, dan latensi 62 ms di Amerika Serikat. Bahkan di Kanada kecepatannya mencapai 93,97 Mbps, upload 9,60 Mbps, dan latensi 70 ms.
Editor: Dini Listiyani