Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Alasan Bulan Membesar saat Terjadi Fenomena Alam Supermoon
Advertisement . Scroll to see content

Tanaman Ternyata Bisa Tumbuh di Bulan, Gravitasi Rendah Bantu Imbangi Kesulitan 

Rabu, 01 Mei 2024 - 05:04:00 WIB
Tanaman Ternyata Bisa Tumbuh di Bulan, Gravitasi Rendah Bantu Imbangi Kesulitan 
Tanaman Ternyata Bisa Tumbuh di Bulan (Foto: unsplash)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Tanaman tidak hanya mampu bertahan hidup di gravitasi rendah seperti Bulan. Rupanya tanaman juga lebih suka dengan gravitasi rendah. 

Chang'e 4 berhasil mendarat di Bulan pada Januari 2019 dengan membawa muatan yang dapat menentukan masa depan eksplorasi luar angkasa yakni benih dari empat spesies tanaman yang ingin ditanam di permukaan Bulan. 

Penanaman satu biji kapas menarik perhatian pada saat itu. Proses pertumbuhan memakan waktu lebih dari empat tahun, tapi hasil penting dari eksperimen telah dirilis pada 2023 dan menunjukkan, terlepas dari semua hambatan dalam membangun koloni di Bulan dan Mars, menanam makanan mungkin bukan salah satu kendalanya. 

Perlu diketahui, Chang'e 4 tidak menanam benih di tanah Bulan. Pengujian hanya untuk mengetahui apakah gravitasi Bulan yang rendah dan radiasi tinggi menimbulkan masalah bagi tanaman.

Beruntung, gravitasi rendah dapat membantu mengimbangi beberapa kesulitan yang dihadapi di luar jangkauan Bumi. Hasil pertama yang membandingkan tanaman di permukaan Bulan dan di Bumi dirilis tim dari Universitas Chongqing pada Juni 2023. 

Saat Chang’e 4 melakukan tugasnya di Bulan, penulis menempatkan benih yang cocok di fasilitas dengan tanah identik yang dijaga pada suhu, kelembapan, dan tekanan udara yang sama.

“Kami menemukan gravitasi bulan sebesar 1/6 g mempercepat perkecambahan benih,” kata peneliti di salah satu makalah sebagaimana dikutip dari IFL Science. 

Hanya satu benih kapas, dan tidak satu pun tanaman lainnya, yang bertunas di Bulan, bertentangan dengan laporan pada saat itu. Di Bumi beberapa tanaman kanola bertunas, bersama dengan biji kapas.

Ancaman terbesar yang dihadapi bibit Bulan adalah malam panjang, yang dimulai sembilan hari di Bumi setelah mendarat. Suhu di dalam kompartemen Bulan turun hingga -52°C (-61°F), sehingga kendali di Bumi didinginkan agar sesuai. Kehangatan tidak kembali selama sekitar 18 hari di Bumi.

Anehnya, bibit Bulan itu masih hijau dan tegak ketika cahaya kembali menyala. Namun, makhluk-makhluk yang setara dengan Bumi itu mati dan berwarna hitam-kuning. Bibit Bulan mampu bertahan pada hari lunar kedua meskipun pertumbuhannya terhenti. Para peneliti mengaitkannya dengan kompartemen yang kehabisan oksigen.

Peneliti menduga gravitasi rendah memicu resistensi terhadap pembekuan yang dikembangkan beberapa tanaman di kutub, namun hal ini telah lama dideregulasi untuk tanaman di iklim hangat seperti kapas. Sayangnya, bibit kapas tersebut tampaknya telah mati pada malam kedua lunar, dan selama lima hari lunar tidak ada benih lainnya yang berkecambah.

Para penulis mengaitkan kegagalan tiga spesies tanaman lainnya untuk bertunas karena suhu yang telah melampaui zona nyaman mereka selama lima hari pertama.

Percobaan di International Space Station (ISS) telah menunjukkan tanaman tidak memerlukan gravitasi untuk tumbuh dan bahkan menghasilkan buah. Namun, tanaman ini umumnya dimanjakan dengan kondisi optimal dalam segala hal. Fakta kapas dengan gravitasi rendah mampu mengatasi hawa dingin merupakan sebuah penemuan yang terbukti signifikan.

Kemampuan bertani akan menjadi lebih penting bagi pangkalan di Mars dibandingkan pangkalan Bulan. Membawa makanan dari Bumi ke Bulan akan memakan biaya yang mahal, tapi tidak sesulit ke Mars. 

Editor: Dini Listiyani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut