Teka-teki Misteri Struktur Berbentuk L di Dekat Piramida Giza, Diyakini Bukan Fenomena Alam
JAKARTA, iNews.id - Misteri struktur berbentuk L ditemukan di bawah tanah pemakaman barat Giza. Pemakaman di sana berisi anggota keluarga kerajaan dan pejabat tinggi.
Banyak dari makam mempunyai struktur batu persegi panjang atau bata lumpur dengan atap datar yang dikenal sebagai mastabas. Ada area di tengah kuburan yang tidak ditemukan bangunan di atas tanah.
Untuk mencari sisa-sisa di daerah ini, tim menggunakan teknik yang disebut electrical resistivity tomography (ERT), di mana arus listrik dikirim ke dalam tanah dan resistensi diukur demi mendeteksi sisa-sisanya.
Selain itu juga digunakan ground-penetrating radar (GPR), teknik yang mengirimkan radar ke tanah dan setelah memantul kembali memetakan struktur di bawahnya.
Tim menemukan anomali sekitar 6,5 kaki (2 meter) di bawah permukaan. Menurut tim dalam paper yang diterbitkan di Archaeological Prospection, itu tampaknya struktur berbentuk L berukuran panjang setidaknya 33 kaki (10 m).
Dari pembacaan, struktur berbentuk L tersebut tampaknya telah diisi dengan pasir, yang berarti ditimbun kembali setelah dibangun. Struktur yang lebih dalam, kata tim, merupakan anomali yang sangat resistif menurut pembacaan. Ini menunjukkan itu mungkin merupakan campuran pasir dan kerikil, atau mungkin rongga udara.
Menurut penulis utama studi Motoyuki Sato, seorang profesor di Pusat Studi Asia Timur Laut di Universitas Tohoku di Jepang,
penggalian menentukan struktur berbentuk L itu sekarang sedang dilakukan. Sato yakin struktur tersebut bukanlah fenomena alam, karena bentuknya terlalu tajam.
Peter Der Manuelian, seorang profesor Egyptology di Universitas Harvard yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan kepada Live Science, ini area menarik, yang menghindari eksplorasi karena tidak adanya bangunan atas.
Ada kapel persembahan berbentuk L di Giza, tapi biasanya di atas tanah. “Saya belum yakin apa yang diwakili oleh anomali ini, namun hal ini jelas layak untuk dieksplorasi lebih lanjut," tuturnya.
Pekerjaan penginderaan jarak jauh dilakukan antara 2021 dan 2023 oleh tim gabungan ilmuwan dari Universitas Internasional Higashi Nippon, Universitas Tohoku, dan Institut Penelitian Nasional Astronomi dan Geofisika Mesir.
Editor: Dini Listiyani