Teleskop Sinar Gamma Bisa Bantu Ilmuwan Tangkap Banyak Gelombang Gravitasi
JAKARTA, iNews.id - Teleskop observasi alam semesta dalam bentuk cahaya paling energik dapat membantu ilmuwan mendeteksi fingerprint gelombang gravitasi. Hal ini terungkap dalam penelitian terbaru.
Gelombang gravitasi terbentuk saat benda-benda besar seperti black hole bertabrakan, menciptakan riak dalam ruang-waktu yang menyapu Bumi, sebagaimana dikutip dari Space.
Meskipun observatorium gelombang gravitasi saat ini seperti Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory (LIGO) dan Virgo interferomenter dapat mendeteksi tabrakan hebat yang menghasilkan gelombang gravitasi, observatorium ini hanya bisa melihat satu dari peristiwa itu pada satu waktu, seringkali dalam jarak berbulan-bulan.
Tapi mungkin ada cara lain untuk menemukan gelombang gravitasi yakni dengan mencari fingerprintnya di pulsar, bintang neutron yang berputar cepat yang berdenyut secara berkala.
Sekarang, para peneliti berpikir mereka telah menerangi jalan menuju tujuan itu dalam sebuah studi baru, berkat pengamatan oleh Teleskop Luar Angkasa Fermi Gamma-ray NASA, yang mengamati alam semesta dalam sinar gamma, bentuk cahaya paling energik.
"Kami terkejut melihat betapa bagusnya menemukan jenis pulsar yang kami butuhkan untuk mencari gelombang gravitasi ini - sejauh ini lebih dari 100!" co-leader studi Matthew Kerr, seorang fisikawan di Laboratorium Penelitian Angkatan Laut AS, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Pulsar berputar pada interval yang sangat tepat, dan para ilmuwan dapat melacak interval tersebut dari Bumi berkat pancaran sinar yang dipancarkan pulsar. Saat gelombang gravitasi menyapu sebuah pulsar, mereka mungkin secara halus mengubah waktu pulsar tersebut, dan para astrofisikawan berpikir mereka dapat mengamati perubahan-perubahan halus tersebut dan dengan demikian melacak gelombang gravitasi yang menciptakannya.
Secara tradisional, para astronom menemukan pulsar dengan menggunakan teleskop radio untuk menjelajahi langit untuk mencari gelombang radio. Tetapi gas dan debu yang memenuhi kosmos tidak ramah terhadap gelombang radio; banyak dari mereka terserap dalam perjalanan.
Sinar gamma, sebaliknya, adalah energi tertinggi dari setiap gelombang pada spektrum elektromagnetik, yang berarti mereka akan melewatinya. Tapi sampai studi baru ini, astrofisikawan tidak pernah benar-benar menggunakan sinar gamma untuk melacak pulsar.
Hasilnya mungkin berarti ada cara baru yang lebih kuat untuk menemukan pulsar dan, pada gilirannya, mendeteksi gelombang gravitasi, dan para peneliti berharap perbaikan di masa depan akan membuat metode pendeteksian ini menjadi lebih sensitif.
Editor: Dini Listiyani