Teori yang Menjelaskan Terjadinya Fenomena Dejavu, Apa Penyebabnya?
Teori yang menjelaskan terjadinya fenomena dejavu ini hampir sama dengan teori sebelumnya, yaitu teori pembagi pembagian persepsi. Jika teori pembagi resepsi berlangsung di tempat yang sama, maka teori pemanggilan memori kembali ini berlangsung di tempat berbeda dengan suasana yang hampir sama.
Teori ini menjelaskan fenomena dejavu disebabkan fungsi otak merespons terhadap kejadian yang pernah dialami sebelumnya. Mungkin saat kejadian masa kecil, waktu liburan yang singkat atau wangi parfum yang dapat mengenang masa lalu.
Akibatnya, ingatan masa lalu akan terpanggil kembali dan seseorang akan merasa familiar tapi tidak ingat secara pasti.
Jika kamu mengetahui epilepsi, maka teori ini menganggap dejavu hampir mirip dengan serangan epilepsi atau gangguan otak. Dejavu terjadi ketika otak salah merespons kejadian yang sedang berlangsung.
Teori yang menjelaskan terjadinya fenomena dejavu ini menyebut gangguan itu dengan sebutan minor brain circuit malfunctions. Apa yang dilihat sekarang akan disimpan di ingatan jangka pendek. Saat kejadian terulang, hal itu seakan terjadi di masa lampau padahal itu baru saja terjadi.
Teori ini hampir mirip dengan teori yang sebelumnya, yakni berkaitan dengan penyakit epilepsi. Kejang lobus temporal ini menjadi penyebab dejavu tapi hanya dialami oleh penderita stroke, tumor, atau kelainan pembuluh otak lainnya.
Kejang lobus temporal menjadikan kemampuan merespons dari seseorang terhadap lingkungan menurun. Seseorang dapat melakukan kejadian secara berulang, tetapi ketika kejang terjadi mereka akan berhalusinasi dan merasakan dejavu. Lobus temporal otak ini bertanggung jawab terhadap proses emosi dan penyimpanan ingatan jangka pendek.
Itulah beberapa Teori Yang Menjelaskan Terjadinya Fenomena Dejavu menurut para ilmuwan, dokter dan peneliti di bidang sains. Jadi, sudah jelaskan bahwa fenomena dejavu tak berkaitan dengan kejadian mistis?
Editor: Puti Aini Yasmin