Teori yang Menjelaskan Terjadinya Fenomena Dejavu, Apa Penyebabnya?
JAKARTA, iNews.id - Ada banyak teori yang menjelaskan terjadinya fenomena dejavu. Namun, sebenarnya apa penyebab dejavu yang membuat seseorang merasakan hal yang pernah dialami di masa lalu atau masa depan?
Istilah dejavu pertama kali dikenalkan oleh seorang psikolog bernama Emile Boirac pada tahun 1876. Istilah ini berasal dari bahasa Perancis 'deja vu' yang berarti 'pernah melihat' atau 'pernah merasa'.
Perasaan dejavu biasanya terjadi oleh seseorang selama 10 sampai 30 detik saja. Masih banyak orang yang mengaitkan dejavu dengan hal-hal mistis atau kejadian yang terjadi pada kehidupan sebelumnya.
Padahal ilmuwan, dokter dan peneliti telah menjelaskan dan menemukan teori yang berkaitan dengan dejavu. Walaupun demikian, para peneliti tidak dengan mudah mempelajari dejavu karena fenomena ini dialami secara subjektif dan terkadang tanpa sadar.
Terlebih lagi dejavu sering terjadi juga pada orang-orang yang tidak memiliki masalah yang mendasar. Berikut beberapa teori yang menjelaskan terjadinya fenomena dejavu.
Teori pembagian persepsi atau dalam bahasa Inggris 'Split Perceptions Theory' menjelaskan bahwa perasaan dejavu terjadi karena pengalaman melihat sesuatu dengan sekilas.
Otak akan mengingat keadaan sekitar ketika tidak sengaja perhatian dialihkan oleh kejadian lain. Maka, dengan singkat otak akan mengingat kejadian yang singkat itu ketika kita kembali ke kejadian awal.
Teori yang menjelaskan terjadinya fenomena dejavu ini hampir sama dengan teori sebelumnya, yaitu teori pembagi pembagian persepsi. Jika teori pembagi resepsi berlangsung di tempat yang sama, maka teori pemanggilan memori kembali ini berlangsung di tempat berbeda dengan suasana yang hampir sama.
Teori ini menjelaskan fenomena dejavu disebabkan fungsi otak merespons terhadap kejadian yang pernah dialami sebelumnya. Mungkin saat kejadian masa kecil, waktu liburan yang singkat atau wangi parfum yang dapat mengenang masa lalu.
Akibatnya, ingatan masa lalu akan terpanggil kembali dan seseorang akan merasa familiar tapi tidak ingat secara pasti.
Jika kamu mengetahui epilepsi, maka teori ini menganggap dejavu hampir mirip dengan serangan epilepsi atau gangguan otak. Dejavu terjadi ketika otak salah merespons kejadian yang sedang berlangsung.
Teori yang menjelaskan terjadinya fenomena dejavu ini menyebut gangguan itu dengan sebutan minor brain circuit malfunctions. Apa yang dilihat sekarang akan disimpan di ingatan jangka pendek. Saat kejadian terulang, hal itu seakan terjadi di masa lampau padahal itu baru saja terjadi.
Teori ini hampir mirip dengan teori yang sebelumnya, yakni berkaitan dengan penyakit epilepsi. Kejang lobus temporal ini menjadi penyebab dejavu tapi hanya dialami oleh penderita stroke, tumor, atau kelainan pembuluh otak lainnya.
Kejang lobus temporal menjadikan kemampuan merespons dari seseorang terhadap lingkungan menurun. Seseorang dapat melakukan kejadian secara berulang, tetapi ketika kejang terjadi mereka akan berhalusinasi dan merasakan dejavu. Lobus temporal otak ini bertanggung jawab terhadap proses emosi dan penyimpanan ingatan jangka pendek.
Itulah beberapa Teori Yang Menjelaskan Terjadinya Fenomena Dejavu menurut para ilmuwan, dokter dan peneliti di bidang sains. Jadi, sudah jelaskan bahwa fenomena dejavu tak berkaitan dengan kejadian mistis?
Editor: Puti Aini Yasmin