Industri Kreatif Perlahan Bangkit, Produk Lokal Bisa Dikenalkan ke Pasar Luar Negeri

JAKARTA, iNews.id - Produk lokal belakangan ini perlahan bangkit dari keterpurukan akibat pandemi. Bagi pelaku kreatif, saat ini menjadi momen untuk mengembangkan usaha hingga ke pasar luar negeri.
Penjualan produk lokal bisa menggapai kancah global lewat pemanfaatan internet dan media digital. Keunggulannya adalah biaya pemasaran yang murah dan menjangkau lebih banyak pelanggan, serta praktis dan menawarkan banyak promo.
Produk lokal bisa semakin go global lewat gerakan mencintai dan bangga produk buatan dalam negeri.
Founder 1001 Digitalpreneur Akbar Riandi mengatakan, tingginya penetrasi internet di Indonesia, termasuk di kancah global, bisa menjadi peluang bisnis baru yang dilakukan secara digital.
Mengutip data We are Social Hootsuite per Februari 2022, pengguna internet di Indonesia tercatat sebanyak 204,7 juta orang atau setara 73,7 persen dari populasi Indonesia. Angka tersebut naik 2,1 juta orang dari tahun sebelumnya.
Dengan tingginya penetrasi tersebut, Akbar melanjutkan, peluang untuk memasarkan produk lokal bisa semakin tinggi dan menjangkau pasar yang lebih luas. Apalagi, saat ini banyak tersedia ragam lokapasar.
Penjualan di lokapasar, selain praktis dan efisien, juga dibarengi dengan banyaknya promo, seperti bebas ongkos kirim, flash sale, dan lain sebagainya.
"Selain itu, menggunakan lokapasar gratis atau tidak dipungut biaya. Jangkauan pasarnya juga lebih luas. Untuk memulai berbisnis menggunakan lokapasar pun tak harus memproduksi, namun bisa juga sebagai penjual kembali atau dikenal istilah reseller,” tuturnya.
Akbar melanjutkan, agar sukses berjualan di lokapasar, dia menyarankan untuk memulainya sebagai reseller terlebih dahulu. Selanjutnya adalah menentukan segmen pasar terlebih dahulu
yang sesuai dengan karakter lokapasar yang digunakan. Pembuatan foto produk dan deskripsi yang menarik juga amat penting dan strategis.
Sementara itu, Kepala Bidang Komunikasi Relawan TIK Provinsi Jawa Timur Bahruddin mengingatkan pentingnya kewaspadaan konsumen saat berbelanja secara online. Pasalnya, kasus penipuan transaksi jual beli secara online terbilang tinggi, terutama di sepanjang periode Januari 2019 sampai Januari 2020 lalu. Di masa tersebut, tercatat ada 1.617 laporan penipuan online yang diadukan oleh 1.566 warga. Adapun total kerugian yang dilaporkan hampir mencapai Rp50 miliar.
Editor: Vien Dimyati