Tips agar Pelaku Kreatif Naik Kelas di Era Digital hingga Tembus Pasar Global
JAKARTA, iNews.id - Selama masa pandemi Covid-19, sektor ekonomi kreatif mengalami dampak signifikan. Hal ini juga berpengaruh kepada pelaku kreatif UMKM di Tanah Air.
Kini, secara perlahan UMKM bisa bangkit dan naik kelas. Salah satu caranya adalah beralih ke era digital.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, pada 2023 ditargetkan sebanyak 30 juta UMKM masuk ke pasar digital atau e-commerce. Berbagai kolaborasi bersama pemerintah daerah hingga swasta terus diupayakan.
Maka, menurut Sandiaga Uno, dengan adanya digitalisasi diharapkan para UMKM dapat berdaya saing, menggenjot perekonomian, dan menembus pasar global.
"Saya berharap pelaku usaha dapat melakukan transformasi atau go digital. Sebab, saat ini baru belasan juta UMKM yang ter-digitalisasi. Inilah saatnya kita mengambil peran untuk membantu peralihan UMKM menuju era digital," kata dia beberapa waktu lalu.
Benny Kuncoro selalu Direktur Codeshop Indonesia mengatakan, sebanyak 60 persen ekonomi Indonesia disokong oleh UMKM, sehingga jika berbicara digitalisasi ekonomi maka sudah pasti UMKM yang menjadi prioritas digitalisasi tersebut.
"Digitalisasi ini memiliki banyak manfaat untuk UMKM. Mulai dari kepraktisan penggunaan, hasil perhitungan yang cepat dan teliti, serta sistem terpadu antar divisi," kata Benny.
Dia menambahkan, digitalisasi UMKM menawarkan banyak keuntungan berupa efisiennya penggunaan sumber daya dan modal, meminimalisasi biaya dan waktu, serta kemudahan dalam pengawasan.
"Salah satu proses perkembangan UMKM ke era digital adalah dengan penggunaan mesin kasir sebagai sistem pengelolaan transaksi," kata dia.
Di tahun 2022, lanjutnya, jumlah pelaku UMKM diperkirakan tembus di angka 62 juta dan akan terus bertambah. Berkembangnya Industri dan UMKM mendorong Codeshop Indonesia berupaya untuk menjadi partner terbaik dalam menyediakan perlengkapan mesin kasir.
"Sistem alat kasir dapat menunjang kinerja bisnis yang lebih efektif, menghemat waktu data entry, menutup celah kecurangan hingga meminimalisasi kesalahan," katanya.
Dia menambahkan, sayangnya tidak semua pemilik bisnis dapat mengindentifikasi kebutuhan tersebut. Alat kasir selama ini hanya dikenal untuk industri atau perusahaan besar seperti di bidang retail. Padahal, alat kasir dapat digunakan berbagai jenis/bidang bisnis seperti manufaktur, hospitality, perhotelan dan pariwisata hingga MICE.
"Saat ini kami memang berfokus untuk membantu enterpreneur terutama UMKM, agar dapat menciptakan usaha yang tumbuh berkelanjutan dengan memanfaatkan teknologi identifikasi data," katanya.
Menurutnya, merapikan manajerial bisnis secara digital adalah cara terbaik bisnis UMKM bertahan dan tumbuh. Mulai dari arus kas, pengecekan stok barang dan operasional inventaris lainya harus dilakukan secara benar dan ringan.
Dia juga mendukung dan mendorong UMKM untuk berkembang ke pasar digital. Secara konsisten dia akan memberikan konsultasi kepada para wirausahawan dalam menentukan sistem kasir yang paling tepat digunakan di bidang usahanya.
Editor: Vien Dimyati