5 Mahar Pernikahan Paling Mahal di Indonesia, Nomor 4 Berat Harganya Tiap Tahun Naik!
1. Japuik di Padang Pariaman, Sumatera Barat
Pertama, ada Padang Pariaman yang memiliki tradisi perkawinan bernama bajapuik atau japuik. Tradisi ini maksudnya adalah memberikan japuik pada calon mempelai pria sebelum pernikahan dilaksanakan.
Jenis mahar di tradisi ini berupa uang atau emas dengan jumlah dan bentuk yang sudah disepakati. Bila dalam bentuk uang nilainya sama dengan 30 ameh atau emas. Satu ameh itu setara dengan 2,5 gram emas. Semakin tinggi status adat calon suami, maka jumlahnya akan semakin besar.
2. Uang Panai Suku Bugis
Di suku Bugis, mahar disebut juga dengan uang panai. Bagi masyarakat bugis, pemberian uang panai ini sebagai tanda dana belanja pernikahan yang wajib dipatuhi. Untuk jumlah besarannya tidak pasti. Semua tergantung kesepakatan bersama. Namun uang panai ini juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan calon mempelai perempuan. Bila tingkat pendidikan S1 bisa mendapat hingga Rp100 juta.
3. Jujuran Suku Banjar
Jujuran merupakan tradisi mahar suku Banjar, Kalimantan Selatan. Jujuran ini diberikan sebagai wujud keseriusan calon mempelai pria ketika hendak menikah. Jujuran bisa berwujud emas atau uang. Selain memberikan mahar, pihak calon pengantin pria juga harus menanggung biaya pesta pernikahan di tempat mempelai wanita.
Jumlah jujuran yang diberikan bervariasi tergantung tingkat pendidikan calon istri. Semakin tinggi pendidikan, maka jumlah jujuran semakin besar. Harganya dipatok mulai puluhan juta hingga miliaran.