5 Tempat Wisata di Majalengka yang Menyimpan Kisah Mistis, Nomor 4 Ada Curug Sawer
JAKARTA, iNews.id - Majalengka mempunyai ciri khas sebagai Kota Angin. Meski bukan musim hujan maupun musim kemarau, angin di Majalengka selalu berembus kencang.
Tak hanya itu, sejumlah destinasi wisata yang ada di Majalengka juga terkenal hingga luar daerah. Bahkan, ada pula lokasi wisata yang ternyata menyimpan cerita horor yang membuat bulu kuduk berdiri.
Lantas, mana saja tempat wisata horor di Majalengka tersebut? Berikut ulasan rangkumannya, Selasa (23/2/2021).
1. Telaga Herang
Telaga ini punya air yang sangat jernih yang berasal dari mata air Gunung Ciremai. Mitos yang beredar di sini, wisatawan tidak boleh sombong agar tidak diganggu mahluk halus penunggu danau. Pernah ada pengunjung yang sombong dan merasa mahir berenang, namun akhirnya tenggelam.
2. Gunung Cakrabuana
Gunung ini sangat cocok untuk pendaki pemula karena ketinggian puncaknya hanya 1.721 meter di atas permukaan laut. Cerita horor yang menyelimuti gunung ini antara lain sering muncul orang tua bungkuk hingga cakaran-cakaran hewan di tenda yang tidak diketahui asalnya.
3. Situ Sangiang
Situ Sangiang terkenal akan keindahannya. Namun, di balik itu semua ada kisah mistis yang masih dipercaya oleh warga sekitar seperti saat malam hari, lokasi ini menjadi tempat berkumpulnya para jin dan siluman. Bahkan, ikan yang ada di kolam merupakan ikan jadi-jadian.
4. Curug Sawer
Siapa sangka, keindahan Curug Sawer menyimpan kisah mistis yang masih dipercaya hingga sekarang. Warga sekitar percaya, Curug Sawer dibentuk oleh orang sakti yang sering menggelar upacara di Sungai Cipada. Orang sakti tersebut wafat dan menjelma menjadi ular raksasa.
5. Gunung Ceremai
Gunung Ciremai memiliki sejumlah jalur pendakian salah satunya melewati jalur Apuy. Nah, jalur ini terkenal angker dan sering terdengar suara gamelan ketika berada di Pos V. Padahal, di sekitar tidak ada yang melakukan hajatan.
Tak hanya itu, konon, pendaki yang tersesat di jalur tersebut, suka ada burung berbulu hitam yang mengikutinya. Jika pendaki memiliki niat jahat, maka burung tersebut akan menyesatkannya. Sebaliknya, apabila niat pendaki baik, maka akan dituntun ke jalur pendakian yang benar oleh burung itu.
Editor: Vien Dimyati