8 Negara Tampil di Festival Tari IDF 2018, Jakarta Jadi Sorotan Dunia
"Jakarta menjadi sorotan dunia internasional. Bangga bisa berlangsung di sini meski hanya dua tahun sekali. Di sini, kita bisa melihat seorang koreografer yang memiliki karakternya sendiri. Jangan sampai karya-karyanya hilang, dan harus diteruskan ke generasi mendatang," kata Asiantoro, di Jakarta, belum lama ini.
IDF ke-14 yang mengusung tema ‘Demo/cratic Body: How Soon Is Now?’ ini diadakan di berbagai tempat di Jakarta dari 6-10 November 2018. Jika tertarik ingin melihat pertunjukan tariannya, Anda dapat mengunjungi Taman Ismail Marzuki, Gedung Kesenian Jakarta, Perpustakaan Nasional RI, dan Teater Salihara.
Dalam acara pembukaannya, IDF 2018 juga memberikan penghargaan untuk maestro tari kontemporer Indonesia, almarhum Gusmiati Suid. Sepanjang kariernya, Gusmiati Suid telah melahirkan karya-karya tari terkenal di antaranya tari Kabar Burung, Api dalam Sekam, dan tari Rantak pada 1976. Dia juga memimpin sanggar tari Gumarang Sakti bersama putranya, Boy G.Sakti, dan telah melahirkan banyak karya seni tari bertaraf nasional dan internasional melalui sanggar tersebut.
Seperti diketahui, IDF hadir berdasarkan keprihatinan dosen-dosen yang juga merupakan seniman tari di IKJ akan sepinya kegiatan seni tari bertaraf internasional, sehingga menggugah mereka untuk mendirikan IDF pada 1992.
Para dosen Fakultas Seni Pertunjukan tersebut adalah Sal Murgiyanto, Nungki Kusumastuti, Maria Darmaningsih, Melina Surjadewi, Dedy Luthan, Tom Ibnur, serta didukung oleh Farida Oetojo, Sardono W. Kusumo dan lainnya untuk menggarap festival tari kontemporer, yang eksistensinya tetap terjaga hingga tahun ini.