Brand Fashion Lokal Kenalkan Budaya Nusantara ke Pasar Global lewat Pintu Incubator
JAKARTA, iNews.id - Ada banyak ragam budaya di Indonesia yang unik untuk diperkenalkan hingga ke mancanegara. Salah satu yang memiliki potensi besar adalah sektor fashion.
Pada 2021 menurut data, sektor ekonomi kreatif memberikan kontribusi besar pada ekonomi nasional sebesar 6,98 persen dengan total 1.134 triliun yang meliputi kuliner, fashion dan kriya.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia, Teten Masduki mengatakan, tidak heran jika fashion penyumbang PDB yang cukup besar. Industri fashion salah satu penopang ekonomi Indonesia.
"Fashion merupakan salah satu lokomotif untuk mengembangkan UMKM dan menjadi pilar ekonomi nasional. Di Tahun 2045 Indonesia akan menjadi negara maju dan harus memiliki kekuatan industri di fashion," kata Teten saat menghadiri JF3 belum lama ini.
Menurut Teten, dengan potensi ini dapat mendorong UMKM lokal untuk kreatif menciptakan fashion terbaru sesuai dengan tuntutan zaman lifestyle dunia yang dinamanis, dan mengasilkan produk sustainable dan ramah lingkungan.
"Saya berharap pelaku ekonomi kreatif terus berinovasi dalam bisnis dan memanfaatkan teknologi digital," ujarnya.
Menurutnya, brand lokal harus bisa masuk ke ekosistem bisnis dan pasar global. Sebab, di dunia akan banyak brand-brand bermunculan. Sekarang bagaimana brand lokal di Indonesia bisa kaya, terutama di sektor fashion.
"Fashion kita harus punya karakter dan style sendiri, sehingga saat masuk ke pasar global punya market sendiri. Kreativitas dan pendekatan budaya di Indonesia berbeda dari brand luar. Ini harus kita manfaatkan. Misal mengenalkan kain Bali, batik, dan lainnya. Ini bisa jadi ciri khas fashion Indonesia untuk masuk ke pasar global," kata dia.
Teten mengapresiasi Lakon Indonesia dan Kedutaan Besar Prancis melalui Institut Francais d'Indonesie (IFI) yang membuat program Pintu Incubator untuk para kreatif muda Indonesia dan Prancis serta UMKM di bidang bisnis fashion. Tujuh brand yang memenangkan ajang ini juga turut menampilkan karyanya di runway Jakarta Fashion Food Festival (JF3) 2022.
"Program Pintu Incubator ini satu terobosan yang brilian. Karena saya kira para desainer muda di Indonesia cukup banyak dan sudah mulai banyak brand yang produknya bagus tapi kita ingin mereka berkembang. Bisnis berkembang terhubung ekositem global dan sehingga masuk pasar global. Kita punya kekayaan budaya luar biasa sehingga jadi basis industri fashion masuk ke pasar dunia,” ujar Teten.
Chairman JF3, Soegianto Nagaria mengatakan, PINTU Incubator merupakan salah satu upaya dalam mendukung keberlanjutan industri fashion dengan mendorong munculnya talenta-talenta baru.
"Kami bersyukur, karena program PINTU Incubator ini telah berjalan dengan baik dan memasuki tahap akhir. Di runway JF3 2022 ditampilkan brand-brand fesyen baru yang telah mendapatkan berbagai bekal wawasan bisnis dan professional untuk mengembangkan usahanya. Kami berharap program ini memberikan kontribusi terhadap industri fashion Tanah Air," kata Soegianto Nagaria.
Thresia Mareta, Founder LAKON Indonesia sekaligus inisiator PINTU Incubator
mengungkapkan, begitu banyak kreatif muda yang sangat potensial untuk mengembangkan brand fesyen secara profesional. Berbagai tahapan dalam program inkubasi ini telah dilakukan sejak bulan April 2022.
"Kami telah mengadakan sebanyak 24 kelas bimbingan, dengan durasi total sebanyak 70 jam, oleh 26 pengajar/mentor yang terdiri dari pakar, dan praktisi yang sangat berkompeten. Seluruh tahapan ini telah memberikan wawasan, pengetahuan dan pandangan baru sebagai bekal dalam pengembangan usaha," kata Thresia.
Dia berharap melalui program PINTU Incubator, yang turut didukung oleh ekosistem LAKON Indonesia dan JF3 ini akan melahirkan brand-brand fesyen yang kuat, tidak hanya dalam kreativitas tapi juga secara bisnis. "Karena sudah saatnya kita memiliki brand fesyen kebanggaan Indonesia, tidak hanya menjadi tuan rumah di negeri sendiri, tapi juga mampu
berbicara dalam skala global," ujar dia.
Editor: Vien Dimyati