Cap Go Meh 2019 di Singkawang, Ada Replika Singa Raksasa 8,8 Meter
“Lalu yang bagusnya lagi, replika tersebut yang buat orang-orang disabilitas di sana. Ini perlu diapresiasi sehingga menjadi tontonan yang menarik,” kata Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Kemenpar Esthy Reko Astuti di Jakarta, Senin 28 Januari 2019.

Kemeriahan dilanjutkan dengan Festival Pawai Lampion. Lazim digelar malam hari, Festival Pawai Lampion ini menjadi fenomena dengan keindahan warnanya. Usai menikmati warna warni lampion, wisatawan diajak menikmati nuansa religi di Kota Singkawang.
Prosesi tolak bala oleh para Rohaniawan atau Tatung diberikan pada 18 Februari 2019. Berikutnya, ada prosesi Sembahyang Dewa Langit (Ket Sam Thoi). Kedua sub event ini digelar di Kota Singkawang. Nuansa religi ini juga ikut menegaskan status Singkawang sebagai Kota Seribu Kelenteng.
Perayaan puncak festival akan digelar 19 Februari 2019. Festival Cap Go Meh menyajikan aksi-aksi unik dari para Tatung. Aksi ini bisa dinikmati di sepanjang jalan utama Kota Singkawang. Ada juga Altan & Lelang, lalu prosesi ditutup dengan pembakaran Replika 12 Naga di Vihara Buddhayana Roban (Chai Thong).
“Festival Cap Go Meh ini venue terbaik untuk berlibur. Daya tarik yang ditawarkan sungguh luar biasa. Selain atraksinya, wisatawan juga bisa menikmati beragam kuliner khas Singkawang. Sebab, festival ini juga memiliki stand kuliner Singkawang. Untuk aksesibilitas, jalan menuju Singkawang ini sangat bagus. Jalannya lebar dan mulus. Ini memang sudah menjadi komitmen Presiden Joko Widodo,” kata Esthy Reko Astuti yang juga Ketua Tim Pelaksana CoE Nasional Kemenpar.