Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Helikopter Jatuh di Bali, Sandiaga Uno Tunggu Hasil Investigasi Evaluasi Kegiatan Wisata
Advertisement . Scroll to see content

Di Balik Pesona Bali, Turis Tidak Paham Etika Pakaian

Selasa, 13 Maret 2018 - 14:44:00 WIB
Di Balik Pesona Bali, Turis Tidak Paham Etika Pakaian
Destinasi Bali (Foto: Connectgujarat)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Bali sebagai destinasi paling digemari wisatawan mancanegara sangat kental dengan nilai-nilai religius. Namun, di sisi lain kehidupan wisatawan yang berada di Bali terlihat sangat bertolak belakang.

Kelab malam di Bali selalu ramai. Pakaian yang terbuka selalu ditunjukan turis di manapun berada. Ada kekhawatiran yang berkembang tentang perilaku wisatawan di Bali yang salah dan tidak banyak disadari. Sementara, penduduk lokal yang mengandalkan pariwisata mungkin terlalu sopan untuk menegur.

Wanita Australia Rachel Bergsma yang telah tinggal di Bali selama 10 tahun memberikan peringatan kepada wisatawan di Bali travel forum di Facebook. Dia mengungkapkan pakaian terbuka "tidak dapat diterima" di manapun, kecuali di pantai.

Dalam postingannya, Bergsma meminta wisatawan untuk memahami budaya Bali yang konservatif dan menghentikan menyinggung penduduk setempat dengan mengenakan pakaian minim. Terutama saat berada  di sekitar kuil suci.

Dia juga mengunggah sebuah foto yang menunjukan pemandangan turis yang  berkendara dengan motor dan mengenakan bikini di sepanjang jalan-jalan di Bali. Bergsma mengatakan, orang Bali sering ragu untuk memberitahu orang asing untuk menututupi tubuh mereka. Oleh karena itu, seharusnya wisatawan menyadarinya.

"Bukan hal baru di Bali melihat gadis-gadis berpakaian tidak tepat," ungkap Bergsma, kepada News.com.au dilansir iNews.id, Selasa (13/3/2018).

Bergsma merupakan pengelola sebuah perusahaan yang melakukan tur budaya di Kedisan di timur laut Bali. Dia tidak menganggap wanita Australia sengaja menyinggung warga Bali dengan menggunakan pakaian terbuka. "Saya telah menemukan gadis-gadis muda Australia hanya mengikuti mode, mereka tidak bermaksud bersikap tidak hormat," katanya.

"Ketika saya meminta anak perempuan untuk menutupi tubuh mereka saat berada  di desa tradisional, gadis-gadis Australia itu sangat menyesal," lanjutnya.

Masalah lainnya adalah pria bertelanjang dada. Bukan hanya penduduk setempat yang keberatan tapi wisatawan lainnya juga. "Kebanyakan orang yang tersinggung adalah wisatawan lain yang tidak mau makan dan duduk di samping seseorang tanpa kaos, terutama orang Australia yang tersinggung," katanya.

Bergsma mengungkapkan, bagian terburuknya adalah saat para wisatawan mengayuh sepedanya di kuil dan tidak memakai apa-apa. "Saat itulah penduduk setempat kesal," katanya.

Wisatawan yang mengunjungi kuil suci Bali diminta mengenakan sarung atau rok yang menutupi lutut dan baju yang menutupi bahu dan perut mereka sebagai penghormatan.

Selain kuil, sawah juga harus dianggap sebagai tempat suci. Menurutnya ada banyak wisatawan yang menginap di sekitar Kuta dan berfoto di sawah menggunakan pakaian yang tidak pantas. Wisatawan tidak memikirkan bagaimana mereka berpakaian atau mereka tidak mengetahui, mereka perlu memikirkannya.

Bisnis Bali bermunculan di semua tempat dengan pemandangan yang instagramble. Salah satunya, Teras Sawah Tegalalang yang memiliki pemandangan sawah yang indah. Ada banyak wisatawan yang datang dalam setahun ini. “Penting bagi pemilik bisnis untuk memberikan informasi kepada tamu mereka tentang apa yang boleh dikenakan,” ungkapnya.

Pakaian wisatawan telah menjadi topik hangat di banyak wilayah Asia. Tahun lalu pasangan AS Joseph dan Travis Dasilva, yang memiliki akun Instagram dengan 14.000 pengikut yang disebut  “Travelling Butts”  menampilkan gambar derrieres mereka di lokasi eksotis. Mereka dipenjara setelah berpose telanjang di kuil Wat Arun di Thailand.

Pria berusia 38 tahun itu ditangkap di sebuah bandara di Bangkok dan didakwa karena melakukan hal yang tidak pantas. Mereka dihukum lima tahun penjara,  denda USD200, dan dideportasi setelah seminggu dipenjara Thailand.

Pihak berwenang di situs Angkor Wat yang suci Kamboja juga menerapkan kode berpakaian ketat pada wisatawan pada 2016 yang melarang memamerkan lutut dan bahu.

Pada tahun yang sama, menteri pariwisata India mengatakan kepada wisatawan perempuan untuk berhenti mengenakan gaun pendek, rok dan pakaian "minim" lainnya untuk melindungi keselamatan mereka. "Budaya India berbeda dengan budaya barat," kata Mahesh Sharma.

Editor: Vien Dimyati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut