Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Keseruan Visit Saudi Travel Fair 2025, Lebih Dekat dengan Budaya Timur Tengah di Jakarta!
Advertisement . Scroll to see content

Dulunya Gua di Yogya Ini Tempat Persembunyian Pangeran Diponegoro, Kini Jadi Wisata Populer 

Jumat, 30 September 2022 - 14:32:00 WIB
Dulunya Gua di Yogya Ini Tempat Persembunyian Pangeran Diponegoro, Kini Jadi Wisata Populer 
Mengintip keunikan Gua Selarong (Foto: Ist)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Ada banyak tempat bersejarah di Indonesia yang kini dijadikan tempat wisata. Salah satu tempat yang perlu Anda kenal adalah Gua Selarong di Yogyakarta.

Lantas, seperti apa keunikan dari Gua Selarong di Yogyakarta yang fenomenal tersebut? Berikut ulasannya dirangkum pada Jumat (30/9/2022).

Gua Selarong merupakan satu dari sekian banyak tempat bersejarah di Yogyakarta. Gua ini terletak di Padukuhan Kembangputihan, Kalurahan Sendangsarii, Kapanewon Pajangan, Bantul. Gua Selarong dulunya dijadikan tempat mengatur siasat oleh Pangeran Diponegoro melawan pasukan Belanda pada 1825-1830.

Suasana mistis sangat kental di area Goa Selarong ini, bahkan menurut cerita yang beredar, gua ini tidak kasat mata dan tampak buntu apabila dilihat dari luar. Namun, Pangeran Diponegoro beserta pasukannya bisa keluar dan masuk seakan gua ini memiliki pintu gaib untuk bersembunyi.

Perang besar antara pasukan Pangeran Diponegoro dan tentara Belanda atau dikenal sebagai Perang Jawa diawali dengan pencabutan patok-patok jalan yang dipasang Belanda oleh pasukan Pangeran Diponegoro.

Akibat aksi nekat dan keberaniannya mencabut patok-patok Belanda itu, terjadi peristiwa pembakaran kediaman Pangeran Diponegoro di Tegalrejo pada bulan Juli 1825.

Namun, pasukan Belanda yang dipimpin oleh Residen Chevallier tak menemukan Pangeran Diponegoro beserta istrinya. Pangeran Diponegoro terlebih dahulu melarikan diri ke arah barat hingga menemukan tempat aman yang tidak lain adalah Goa Selarong.

Kala itu, kepergian Pangeran Diponegoro diikuti oleh masyarakat keraton yang berjumlah 77 orang. Dengan segera, Pangeran Diponegoro langsung membangun pertahanan dan menyusun strategi pembalasan di Gua Selarong.

Selama mengungsi di Goa Selarong, pasukan Pangeran Diponegoro bertambah jumlahnya bahkan sampai ribuan dari masyarakat sekitar gua.

Selama bersembunyi di Gua Selarong, tercatat pasukan Belanda pernah melancarkan serangan sebanyak 3 kali. Namun, upaya tersebut gagal karena Pangeran Diponegoro telah pergi ke gua sekitarnya.

Uniknya, Gua Selarong yang digunakan sebagai persembunyian Pangeran Diponegoro ini memiliki ukuran yang cukup kecil. Bahkan sebetulnya tidak cocok jika diberi label gua. Bentuk Gua Selarong terbagi menjadi dua bagian yaitu Gua Kakung dan Gua Putri.

Kedalaman dua gua ini hanya 1,5 meter. Gua Kakung yang ditempati Pangeran Diponegoro dan pasukannya memiliki lebar 2 meter dan Gua Putri yang digunakan untuk istri Pangeran Diponegoro, R.A Ratnangingsih memiliki ukuran 3 meter persegi.

Di Gua Selarong dibentuk beberapa batalyon yang dipimpin oleh Ing Ngabei Joyokusumo, Pangeran Prabu Wiromenggolo, dan Sentot Prawirodirjo dengan pakaian dan atribut yang berbeda. Sepanjang Juli 1825 hampir seluruh pinggiran kota diduduki oleh pasukan Diponegoro.

Markas besar Pangeran Diponegoro di Gua Selarong dipimpin oleh lima serangkai yang terdiri dari Pangeran Diponegoro sebagai ketua markas, Pangeran Mangkubumi merupakan anggota tertua sebagai penasihat dan pengurus rumah tangga, Pangeran Angabei Jayakusuma sebagai panglima pengatur siasat dan penasihat di medan perang, Alibasah Sentot Prawirodirjo yang sejak kecil dididik di Istana dan setelah perang Diponegoro bergabung dengan Pangeran Diponegoro dan Kyai Modjo sebagai penasihat rohani pasukan Pangeran Diponegoro.

Pada 7 Agustus 1825, pasukan Diponegoro dengan kekuatan sekitar 6.000 orang menyerbu negara Yogyakarta dan berhasil merebutnya dari Belanda. Meski demikian, Pangeran Diponegoro tidak menduduki Kota Yogyakarta, hanya saja Sultan Hamengkubuwono V berhasil diselamatkan dan diamankan di Benteng Vredeburg dengan pengawalan ketat dari keraton.

Sempat frustasi terhadap serangan yang dilancarkan pasukan Diponegoro, pihak Belanda mencoba mengirim surat untuk menawarkan perdamaian. Namun, dengan tegas Pangeran Diponegoro menolaknya.

Karena penolakan itu, Jenderal De Kock memerintahkan Presiden Chevallier beserta pasukannya untuk menyerang Selarong. Namun , selalu gagal karena pasukan Diponegoro sudah berpencar di berbagai daerah.

Menurut cerita Babad Tanah Jawa, selanjutnya Pangeran Diponegoro mendirikan markas di Dekso yang berlangsung kurang lebih 10 bulan dari 4 November 1825 sampai dengan 4 Agustus 1826.

Saat ini, Gua Selarong lebih dikenal sebagai salah satu objek wisata alam dan religi. Selain sebagai tempat tujuan mengirim persembahan dan doa, di sekitar Gua Selarong juga terdapat air terjun yang bisa memanjangkan mata.

Editor: Vien Dimyati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut