Fakta Menarik Rumah Abah Jajang, Miliki Pemandangan seperti Surga di Depan Rumah

Baca Juga

Mengintip Suasana Pedesaan di Rumah Abah Jajang dengan Pemandangan Curug Citambur

Bangunan Rumah Sederhana

Rumah Abah Jajang tidak mewah. Berdasarkan foto dan video yang beredar di dunia maya, rumah tersebut hanyalah bangunan sederhana dan terkesan masih sangat tradisional. Rumah yang terbuat dari bilik bambu itu memiliki luas 9 meter dan sudah ditempati selama 28 tahun oleh Abah Jajang dan keluarga. Meskipun sederhana, rumah tersebut sempat ditawar dengan harga miliaran rupiah oleh orang Australia.

Bahkan, beberapa pihak dari Kota Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta juga berkeinginan untuk membeli rumah Abah Jajang. Namun, dia enggan menjualnya dan memilih untuk tetap mempertahankan rumah tersebut. Keputusan Abah Jajang untuk tidak menjual rumah itu diapresiasi langsung oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Pria yang akrab disapa Kang Emil itu sempat berkunjung ke rumah Abah Jajang dengan mengendarai sepeda motor. Menurut Emil, Abah Jajang sudah sangat merasa bahagia secara lahir batin di rumahnya. Jadi, bahagianya bukan lagi soal uang.

Baca Juga

Mengintip Keindahan Curug Citambur, Surga Tersembunyi di Tengah Hutan Cianjur

Berada di Depan Curug Citambur

Tawaran selangit yang dilayangkan kepada rumah Abah Jajang dikarenakan rumah tersebut memiliki pemandangan yang indah. Banyak orang menyebut rumah Abah Jajang mempunyai pemandangan surga. Hal ini lantaran rumahnya langsung mengarah ke Curug Citambur.

Curug Citambur masuk dalam jajaran curug terindah di Jawa Barat dan dikatakan sebagai permata tersembunyi Cianjur. Nama Citambur dihubungkan dengan legenda yang berkembang terkait dengan Prabu Tanjung Sanghyang Anginan. Konon, sang Prabu kerap mengunjungi curug tersebut untuk bersemedi dan bersuci. Kedatangan sang Prabu diikuti oleh para pengikutnya yang menabuh alat musik dogdog atau tambur. Saking ramai dan kerasnya, bunyi tambur dapat terdengar hingga ke pelosok desa.

Kisah lainnya menyebut, nama curug dengan ketinggian lebih dari 1.400 mdpl ini berasal dari suara deburan air di atas tebing yang jatuh dan menghujam bebatuan. Bunyi air tersebut menyerupai suara tambur, sehingga curug tersebut dikenal dengan nama Curug Citambur.