Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ada Atraksi Pesawat di Aero Sport Fest 2025 Tanjung Lesung, Intip Keseruannya!
Advertisement . Scroll to see content

Fakta tentang Relief Candi Borobudur yang Belum Diketahui Banyak Orang

Senin, 06 Juni 2022 - 13:19:00 WIB
Fakta tentang Relief Candi Borobudur yang Belum Diketahui Banyak Orang
Keindahan Candi Borobudur (Foto: Instagram)
Advertisement . Scroll to see content

Makna Struktur dan Relief Candi Borobudur

Candi Borobudur dibangun oleh Dinasti Syailendra pada abad ke 8 hingga 9, atau sekitar 800 tahun sebelum masehi. Proses pembangunannya pun membutuhkan waktu sampai ratusan tahun.

Pada tahun 825, pembangunan candi yang terletak di Magelang, Jawa tengah itu baru selesai di zaman kekuasaan Raja Samaratungga. Hingga kini, Candi Borobudur masih berdiri kokoh dan tetap menjadi pusat perhatian turis dari penjuru Indonesia maupun dunia.

Permukaan Candi Borobudur dipenuhi pula oleh ribuan relief yang mencapai 2.672 panel naratif dan dekoratif serta 504 arca Buddha. Untuk diketahui, Relief merupakan seni pahat dan ukiran 3 dimensi yang umumnya dibuat di permukaan batu.

Lantas, ada kah makna dibalik ribuan relief tersebut? Tentu saja, semua relief menyimpan arti mendalam.

Seperti, misalnya relief saja di bagian dasar dinding mengisahkan Karmawibhangga. Ini menggambarkan kehidupan, perilaku, dan lingkungan manusia.

Lalu, ada pula relief Jetaka di bagian atas candi. Relief satu ini menceritakan kehidupan Buddha sebelum menjadi Dewa serta manusia dalam berbagai profesi.

Bergeser ke platform dinding pertama candi ada relief bernama Lalitavistara. Satu set 120 relief tersebut menyuguhkan kisah seputar hidup seorang Pangeran Siddharta dari lahir sampai fase pencerahan.

Sementara itu, jika dilihat Candi Borobudur punya struktur bangunan punden berundak yang artinya, semakin ke atas kian mengecil. Melansir dari berbagai sumber, Filsafat Buddha menilai tingkatan candi ini merupakan konsepsi alam semesta.

Tiga struktur tersebut meliputi Kamadhatu (bagian bawah), Rupadhatu (bagian tengah), dan Arupadhatu (bagian atas). Pertama, Kamadhatu melambangkan alam bawah atau perilaku manusia terkait nafsu duniawi.

Selanjutnya, ada Rupadhatu adalah simbol alam antara yakni perilaku manusia mulai meninggalkan keinginan dunia tapi di sisi lain masih terikat dunia nyata. Terakhir Arupadhatu sebagai unsur tak berwujud sebagai tanda meninggalkan nafsu duniawi.

Editor: Vien Dimyati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut