Festival Underwater Banyuwangi, Lebih Dekat Mengenal Konservasi Laut
BANYUWANGI, iNews.id - Konservasi kelautan dan perikanan menjadi andalan Kabupaten Banyuwangi dalam mengkampanyekan makna cinta laut kepada masyarakat. Hal inilah yang menjadi dasar Festival Underwater Banyuwangi digelar di Pantai Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi pada 4 - 6 April 2018.
Pembukaan acara Festival Underwater Banyuwangi diawali dengan penampilan tarian Kalpataru, kemudian dilanjutkan dengan pemukulan rebana oleh Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Zulficar Mochtar dan Bupati Banyuwangi Muhammad Azwar Annas.
Kemudian, acara diramaikan dengan beberapa penyelam yang akan melakukan tarian khas Banyuwangi, yakni tarian gandrung di bawah air. Beberapa rangkaian acara lainnya juga turut meramaikan festival ini, seperti marine education, lomba kano, lomba lari sisir pantai, hingga underwater photography.
Selain itu juga dilaksanakan "Nemo Dancing" (pengamatan ikan nemo selama 48 jam) sekaligus untuk memecahkan rekor MURI. Dalam "Nemo Dancing" ini akan melibatkan tim dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Brawijaya (UB) Malang.
Kepala BRSDM Zulficar Mochtar mengungkapkan, ini merupakan salah satu inisiatif yang baik dari pemerintah daerah, pemerintah pusat dan masyarakat setempat. "Laut itu kadang diidentikkan dengan hitam, sampah, dan mahal. Fasilitas underwater di Pantai Basring ini satu potret yang nyata, di wilayah penangkapan ikan, juga bisa dijadikan wisata bahari yang luar biasa," ungkap Zulficar Mochtar saat pembukaan acara tersebut pada Rabu 4 April 2018, melalui keterangan resmi yang diterima iNews.id, Kamis (5/4/2018).