Indahnya Akulturasi Budaya di Pecinan Glodok, Mozaik hingga Kuliner Jadi Saksi
Dengan begitu, menurut Rosmawaty Hilderiah P, dosen pembimbing mata kuliah Komunikasi Antar Budaya UMB, dengan dilakukannya studi lapangan ini, memberikan perspektif baru bagi mahasiswa atau generasi muda lainnya.
"Mahasiswa tidak hanya belajar teori komunikasi antarbudaya, tetapi juga melihat langsung bagaimana akulturasi budaya terjadi dan bertahan selama ratusan tahun," jelasnya.

Restu Bintang Aditya, salah seorang mahasiswa peserta tur, mengaku terkesan dengan kompleksitas akulturasi budaya di Glodok.
"Kami melihat bagaimana berbagai elemen budaya saling melengkapi dan menciptakan identitas baru yang unik. Ini pembelajaran berharga tentang bagaimana keberagaman bisa menjadi kekuatan," kata dia.
Sebagai informasi, kegiatan ini merupakan bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang bertujuan meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang komunikasi antarbudaya melalui pengalaman langsung di lapangan.
Pembelajaran ini diharapkan dapat membekali generasi muda dengan kemampuan berkomunikasi lintas budaya yang semakin penting di era global.
***Tulisan asli dalam artikel ini ditulis oleh Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana (UMB) Rizky Maulana dan disunting oleh Attala Yushistira Ahmada.
Editor: Muhammad Sukardi