Kampung Unik di Flores Ini Dijuluki ‘Surga di Atas Awan’, Cek Lokasi dan Daya Tariknya di Sini!
JAKARTA, iNews.id - Kampung unik di Flores yang dijuluki ‘Surga di Atas Awan’ ini patut untuk dikunjungi. Kampung tersebut adalah Wae Rebo yang kini telah diresmikan menjadi desa wisata.
Disebut ‘Surga di Atas Awan’ karena Wae Rebo yang memiliki panorama sangat menakjubkan berada di atas ketinggian 1.000 mdpl. Keindahannya ini membuatnya masuk dalam daftar 50 desa wisata terbaik di Ajang Dewa Wisata Indonesia (ADWI) 2021.
Tak hanya itu, Wae Rebo juga menjadi salah satu perwakilan Indonesia dalam ajang ‘Best Tourism Village’ atau penganugerahan Desa Wisata Terbaik di dunia diselenggarakan oleh United Nations yang World Tourism Organization (UNWTO). Adapun lokasi, daya tarik, hingga fakta-fakta menarik Wae Rebo yang perlu diketahui adalah sebagai berikut.
Karena telah menjadi desa wisata, maka Wae Rebo patut masuk ke dalam daftar destinasi wisata yang wajib dikunjungi. Lokasinya berada di pegunungan terpencil di Kampung Satar Lenda, Kecamatan Satar Mese Barat, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur.
Namun untuk sampai ke Wae Rebo, butuh perjuangan yang cukup berat karena berada di ketinggian. Setelah naik mobil selama 4-5 jam dari Labuan Bajo, pengunjung harus berjalan kaki sejauh lima kilometer melewati bebatuan dan jalan setapak yang licin.
Saat pertama kali ke Wae Rebo, pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan pegunungan yang asri berwarna hijau. Beberapa hamparan pegunungan tertutup kabut, yang membuatnya terlihat semakin cantik.
Selain pemandangan yang indah, terdapat sumber mata air dari pegunungan yang bernama Sosor di Wae Rebo. Terdapat dua jenis sumber mata air, yakni Sosor Pria dan Sosor Wanita.
Air tersebut dimanfaatkan oleh penduduk sekitar untuk kehidupan sehari-hari. Tak hanya untuk dikonsumsi, air dari Sosor juga digunakan untuk mandi hingga mencuci.
Wae Rebo memiliki 7 rumah adat yang menjadi ikon desa wisata tersebut. Rumah itu bernama Mbaru Niang yang berbentuk lumbung kerucut.
Mbaru Niang sendiri terdiri dari lima lantai yang ditutupi oleh atap daun lontar dan ijuk serta dihuni oleh 6-8 keluarga. Setiap wisatawan yang berkunjung akan dijamu dengan minuman kopi dari Flores.
Masyarakat Wae Rebo memiliki upacara adat Penti yang diselenggarakan pada bulan November setiap tahunnya. Tujuannya sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah.
Saat itu, seluruh penduduk Wae Rebo akan memakai pakaian adat dan aksesori. Mereka lalu menyelenggarakan ritual tertentu.
Dilansir dari laman resmi Wonderful Indonesia, Kamis (22/6), penduduk Wae Rebo ternyata berasal dari Suku Minangkabau. Konon, nenek moyang mereka berlayar dari Pulau Sumatera dan mendarat di Pulau Flores, tepatnya di Nanga Paang.
Namun karena sudah tak ingin hidup berpindah-pindah, mereka memutuskan untuk bermukim di Wae Rebo. Sejak saat itu, mereka beranak-pinak sampai sekarang.