Kampung Unik di Garut, Suasananya seperti Tahun 1980-an, Rumah Bilik dengan Lampu Tradisional
JAKARTA, iNews.id - Kampung Dukuh Dalam atau disebut juga dengan Desa Ciroyom adalah salah satu kampung unik di Garut, Jawa Barat. Desa ini sangat alami, tidak ada warga yang menggunakan listrik dan juga gadget.
Ya, dengan adanya suasana seperti ini akan mengingatkan Anda berada di masa tahun 1980-an. Tidak ada seorangpun yang menggunakan peralatan elektronik. Ketika malam tiba, hanya ada lampu cempor atau lampu tradisional yang mengandalkan api dan minyak tanah.
Masyarakat di sini masih memegang teguh dalam menjaga agama, tradisi, budaya dan alam sekitar. Selain itu, pemandangan alam yang ada di perkampungan ini sangat indah. Itu dikarenakan, Kampung Dukuh Dalam dikelilingi oleh tiga pegunungan, Gunung Batu Cukak, Gunung Dukuh, dan Gunung Batu.
Anehnya, jika singgah ke kampung unik ini Anda akan menemukan rumah-rumah warga menggunakan material yang sederhana. Rumah warga hanya menggunakan bahan-bahan sederhana dan alami. Bahkan dilarang menggunakan kaca.
Penasaran seperti apa keunikan dari Kampung Dukuh Dalam yang tersembunyi di Garut Jawa Barat? Berikut ulasannya dirangkum pada Sabtu (8/4/2023).
Memasuki kampung ini, Anda akan melihat pemandangan rumah-rumah yang atapnya terbuat dari serabut alang-alang dan ijuk. Kesan tradisional masih sangat terasa di kampung yang letaknya di Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut.
Berada di sini seolah mengingatkan pengunjung sedang berada di masa tahun 1980-an. Masyarakat hanya memanfaatkan hasil dari alam sebagai bahan bangunan rumah seperti bilik bambu, kayu untuk alas serta ijuk dan ilalang yang menjadi atapnya.
Dihimpit oleh pegunungan, kawasan Kampung Dukuh Dalam begitu asri dan subur. Banyak dari warga di kampung yang bekerja sebagai petani, dan mencukupi makanan sehari-harinya dengan memanfaatkan sumber dari kebun.
Diketahui, permukiman yang ada di kampung tersebut berjumlah 40 buah. Masyarakat di Kampung Dukuh ini percaya untuk tidak membangun rumah dengan tembok dan menggunakan jendela kaca.
Kampung adat dukuh di Desa Ciroyom Garut ini juga masih memegang erat nilai budaya, adat, norma, dan etika, kearifan lokal dan budaya. Salah satu contohnya, kampung ini memiliki banyak pantangan atau larangan yang tidak boleh dilakukan.
Maka dari itu, jika berkunjung ke kampung ini Anda perlu mengetahui pantangan yang ada di Kampung Dukuh, seperti antara laki-laki dan perempuan tidak boleh terlalu dekat, tidak boleh bicara ketika sedang makan, tidak boleh selonjorkan kaki ke arah utara, harus memakai baju polos, dan masih banyak lainnya.
Kampung Dukuh dalam dibangun oleh seorang Syekh pada abad ke-17 yang dikenal dengan nama Syekh Abdul Jalil. Sesuai dengan ajarannya, kampung Dukuh selalu mempertahankan syariat Islam sebagai aturan adat yang berlaku. Pada mulanya Kampung Dukuh ini bernama Padukuhan, yaitu padepokan sebagai tempat orang bisa tinggal dan mendekatkan diri kepada Yang Maha Esa. Letak kampung Dukuh Dalam cukup terisolir, untuk bisa mencapai perkampungan ini Anda harus menjelajahi rimbunnya hutan di Garut. Hal inilah yang menjadikan modernisasi sulit untuk masuk.
Jika Anda datang ke desa ini, pasti akan menemukan hal yang berbeda saat melihat rata-rata bangunan rumah yang ada. Untuk membedakan rumah juru kunci di Kampung Dukuh Dalam ini sangat mudah. Di mana ukurannya yang lebih besar dibandingkan dengan rata-rata bangunan yang ada di sekitarnya.
Selain rumah-rumah warga, di kampung ini juga terdapat tempat ibadah, mushala yang diperuntukkan bagi warga Kampung Dukuh.
Bahkan ada madrasah yang diperuntukkan bagi anak-anak di kampung ini, bersekolah sekaligus belajar agama.
Editor: Vien Dimyati