Kampung Unik di Kebumen, Singgah ke Desa Tertuanya Pengunjung yang Datang Selalu Tersesat!
JAKARTA, iNews.id - Kampung unik di Kebumen sangat menarik untuk dikunjungi. Kebumen memang dikenal memiliki pemandangan alam menakjubkan.
Apalagi jika singgah ke salah satu desanya yang unik, dijamin akan membuat siapa saja penasaran untuk berkunjung. Kebumen merupakan daerah yang terletak di Jawa Tengah. Daerah ini terkenal dengan berbagai tempat wisata, kuliner, hingga warisan budaya yang kaya.
Kali ini, ada hal menarik di Kebumen, yaitu keberadaan desa tua yang ada di pelosokan. Siapa saja yang mengunjungi desa ini selalu saja tersesat.
Penasaran ingin tahu seperti apa desa tua yang pelosok Kebumen tersebut? Berikut ulasannya dirangkum pada Jumat (16/5/2023).
Seorang Youtuber, dikutip dari BG Channel, menyambangi desa terpencil yang ada di Kebumen dan diyakini sebagai desa tertua. Hal tersebut dikarenakan desa ini telah berdiri sebelum desa-desa lainnya ada. Mulanya, desa yang kerap disebut kampung Tua ini hanya terdapat tujuh rumah penduduk, dan seiring berjalannya waktu rumah-rumahnya bertambah banyak. Kendati demikian, jarak antar satu rumah cukup jauh.
Memang di desa ini bagi yang berkunjung kerap tersesat. Desa tak dilengkapi dengan petunjuk arah tetap, menyebabkan banyak orang yang tersesat ketika berjalan menyusuri desa.
"Di kampung ini juga banyak cerita warga yang kesasar. Mungkin korban GPS, tapi bukan 1 atau 2 orang yang kesasar, udah banyak. Bahkan ada motor yang tiba-tiba di atas bukit. Entah kenapa bisa kesasar seperti itu ya,” kata pemilik akun.
Desa ini memiliki suasana pedesaan yang masih asri dan alami. Tumbuh-tumbuhan hijau tumbuh subur, dengan kondisi jalanan masih berupa tanah. Selain itu material rumah-rumah di sini kebanyakan memanfaatkan hasil alam, berupa papan, namun ada juga tembok batu bata dengan atap genteng.
Untuk alat transportasi, sudah ada beberapa masyarakat yang menggunakan kendaraan roda dua untuk menuju kebun atau sawahnya. Jika ingin berjalan-jalan menyusuri kampung ini waktu yang paling tepat adalah pada saat pagi ataupun sore hari. Di mana pada kedua waktu itu, posisi matahari tidak berada di atas kepala, sehingga tak begitu terasa terik.
Kebanyakan masyarakat setempat mengumpulkan ranting-ranting pohon kering, yang digunakan untuk bahan bakar menggunakan tungku. Ketika menjelajahi desa ini, Anda akan merasakan suasana tenang dan damai karena dapat mendengar cuitan burung yang merdu.
Editor: Vien Dimyati