Kelola Sampah Jadi Produk Bermanfaat, Pisahkan Organik dan Anorganik
JAKARTA, iNews.id - Persoalan sampah masih menjadi isu penting di berbagai negara. Ada banyak cara yang dilakukan untuk mengurangi timbunan sampah, salah satunya dengan melakukan pemilahan.
Perlu diketahui, data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan, pada 2022 sebanyak 65 persen sampah masih dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) dan baru 35 persen sampah yang diolah kembali.
Padahal, jika dikelola dengan baik, sampah dapat membawa manfaat bagi lingkungan sekitar hingga memiliki nilai ekonomis. Maka itu, penting untuk sedini mungkin melakukan pemilahan sampah.
Pemilahan sampah merupakan proses memisahkan berbagai jenis sampah agar dapat diolah dan didaur ulang dengan lebih efektif. Untuk melakukan pemilahan sampah, ada berbagai tipsnya. Apa saja? Berikut ulasannya dirangkum pada Senin (28/8/2023).
Pisahkan sampah organik dan anorganik
Sampah organik seperti sisa makanan, daun, dan ranting dapat menjadi pupuk kompos yang baik, sedangkan sampah anorganik seperti plastik, kertas, dan logam harus didaur ulang atau dibuang di tempat sampah yang sesuai.
Buat kotak atau kantung untuk setiap jenis sampah
Tempatkan satu kotak atau kantong untuk setiap jenis sampah agar mudah dipisahkan dan dikumpulkan. Jangan mencampurkan sampah organik dan anorganik dalam satu tempat sampah karena akan menyulitkan proses pengolahan dan daur ulang.
Bersihkan sampah sebelum membuangnya
Bersihkan sisa makanan dari wadah sebelum membuang ke tempat sampah agar tidak menarik serangga atau binatang lainnya. Pastikan sampah yang telah dipisahkan dibuang di tempat yang sesuai, seperti tempat sampah organik atau anorganik, bank sampah, ataupun tempat daur ulang. Dengan melakukan pemilahan sampah yang baik, Anda dapat membantu menjaga lingkungan dan mengurangi dampak negatif pembuangan sampah terhadap bumi.
Kelola jadi produk bermanfaat
Ada banyak strategi yang dilakukan masyarakat dan juga swasta untuk berkontribusi mengatasi persoalan sampah. Jika dikelola dengan baik, sampah dapat membawa manfaat bagi lingkungan sekitar hingga memiliki nilai ekonomis. Hal ini yang tengah dilakukan PT Frisian Flag Indonesia (FFI) dengan menggandeng Octopus, platform ekonomi sirkular pertama di Indonesia yang berfokus pada pengelolaan sampah.
"Program pemilahan sampah merupakan bentuk kolaborasi antara pemerintah, sektor industri dan masyarakat dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memilah sampah mulai dari rumah tangga dan menerapkan gaya hidup yang berkelanjutan. Tahun ini, kami menggandeng sociopreneur Octopus Indonesia untuk memperkuat program pemilahan sampah dan memperluas penerima manfaat," kata President Director PT Frisian Flag Indonesia, Berend Van Wel dalam keterangannya belum lama ini.
Menurut Berend, melalui kerja sama ini diharapkan mampu mengurangi sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir dan turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemilahan sampah bernilai ekonomis untuk mewujudkan Indonesia yang sehat dan maju.
"Digitalisasi pada bidang pengelolaan sampah dapat meningkatkan kesadaran dan memudahkan masyarakat untuk mulai memilah sampah dari rumah. Program kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat kemitraan antara pemerintah, sektor industri dan masyarakat dalam mewujudkan Indonesia yang lebih hijau," kata Moehammad Ichsan, CEO Octopus Indonesia.
Ichsan menambahkan, melalui kolaborasi ini, nantinya masyarakat akan terlibat aktif dalam pemilahan sampah dari rumah. Pelestari yang sudah terlatih dan terverifikasi dapat dengan mudah mengambil sampah untuk kemudian didaur ulang di fasilitas Octopus.
"Dengan menggunakan aplikasi Octopus sebagai solusi daur ulang sampah, masyarakat tidak hanya ikut berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan, tetapi juga bisa mendapatkan keuntungan dari setiap sampah yang dikumpulkan. Keuntungan tersebut berupa poin yang dapat ditukarkan dengan berbagai manfaat untuk kebutuhan sehari-hari, seperti pulsa dan token listrik," kata dia.
Editor: Vien Dimyati