Kemenparekaf Beri Stimulan Tingkatkan Kualitas Pelaku Ekonomi Kreatif
Menparekraf mencontohkan Kota Ambon yang belum lama ini dinobatkan sebagai kota musik oleh UNESCO. Dia mengatakan, antara ekonomi kreatif dan pariwisata di Ambon bisa dikemas sehingga ekosistem di sana bisa membuka peluang sinergi antara pariwisata dan ekonomi kreatif, sehingga bisa menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia ke depan. Dan menjadi sumber devisa terbesar bagi Indonesia.
“Contoh di Ambon. Kita ketahui semua, Ambon telah ditetapkan menjadi kota musik oleh UNESCO, sehingga dengan status itu kita bisa manfaatkan sekaligus memberikan ruang bagi talenta. Jadi pariwisata dan ekonomi kreatif bisa berjalan beriringan,” katanya.
Sementara itu Deputi Bidang Infrastruktur Bekraf Hari Santosa Sungkari menyatakan, Banper Bekraf 2019 yang mencapai total Rp48 miliar tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai modal rintisan dari pemerintah dalam upaya meningkatkan talenta para pelaku ekonomi kreatif.
“Banper Bekraf nantinya akan dilanjutkan untuk mendukung ekonomi kreatif di 5 destinasi super prioritas meliputi Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang,” kata Hari Santosa Sungkari.
Dia menjelaskan, kegiatan ini merupakan akhir dari program Banper Bekraf 2019 yang telah dilaksanakan sejak Desember 2018 hingga Desember 2019.
“Infrastruktur ekonomi kreatif berupa ruang kreatif, sarana, dan teknologi pendukung akan mempercepat lahirnya SDM kreatif unggul yang akan berkreasi, memproduksi dan mendistribusikan karyanya, serta memberikan tempat atau platform untuk konsumen menikmatinya,” kata Hari Santosa Sungkari.
Sejak 2017 hingga 2019 Banper Bekraf diberikan kepada 136 penerima yang tersebar dari Sabang hingga Kabupaten Asmat, Papua. Dari Banper Bekraf tersebut telah direvitalisasi sebanyak 59 ruang kreatif, 9.490 unit sarana, dan 1.713 teknologi informasi dan komunikasi.
Editor: Vien Dimyati