Malaysia Tidak Bisa Sembarangan Klaim Warisan Budaya Indonesia, Ternyata Ini Alasannya!

JAKARTA, iNews.id - Era globalisasi membawa dampak berbeda-beda bagi kelestarian budaya Indonesia. Jika tidak ada upaya pelestarian dari masyarakat Indonesia, bukan tidak mungkin berujung diklaim oleh negara lain. 

Salah satunya, seperti yang sempat ramai belakangan ini, soal Malaysia yang mengklaim beberapa budaya Indonesia. Contohnya, wayang dan gamelan. 

Baca Juga

Pelestarian Budaya di Tengah Gempuran Era Globalisasi, Peran Siapa Saja?

Menanggapi hal ini, Bacaleg DPR RI Dapil Jawa Tengah V Partai Perindo, G.K.R. Ayu Koes Indriyah memberikan pandangan tersendiri. 

Melalui Podcast Aksi Nyata yang tayang di YouTube Partai Perindo, Ayu menyebut, hal ini sebenarnya memang salah dari negara yang mengklaim beberapa budaya Indonesia tersebut. 

Baca Juga

Podcast Aksi Nyata: Pelaku Industri Kreatif Berikan Pesan Ini pada Pemerintah

Sebab, negara tetangga belum tentu memiliki keterampilan dalam membuat wayang, bahkan tidak pernah memainkan wayang di negaranya. 

“Pertama tentu yang mengklaim yang salah. Karena bagaimana dia bisa mengakui yang tidak ada di negaranya. Seperti wayang kok diakui di negara tetangga,” ujar Ayu, dalam Podcast Aksi Nyata, di Youtube Partai Perindo, Kamis, (5/10/2023).

Baca Juga

Podcast Aksi Nyata: Digitalisasi Jadi Tantangan, Ini Bekal yang Harus Dimiliki Pelaku UMKM

“Apakah mereka pernah main wayang? Atau tahu membuat kulit menjadi wayang? Ataukah mereka ada perusahaan di negaranya yang bisa membuat gamelan, seperangkat gamelan?,” katanya. 

Ayu lantas menjelaskan secara detail tentang wayang. Menurutnya, salah satu warisan budaya Indonesia ini memiliki ciri khas tersendiri yang seharusnya tidak bisa diklaim begitu saja oleh negara mana pun. 

Baca Juga

Rita Irawati Berbagi Rahasia Hidup Sehat sejak Remaja di Podcast Aksi Nyata 

“Wayang kan perlu gamelan. Tidak hanya wayang tok. Perlu segala sesuatunya. Apakah di negaranya dia juga ada pendidikan untuk nyinden, nembang, mendalang? Nggak ada. Bagaimana mengakui,” tuturnya. 

“Umpamanya bahasa. Kan wayang itu jelas pakai bahasa Jawa. Bagaimana itu bisa diklaim sama negara tetangga. Dia nggak punya bahasa Jawa,” ujarnya.

Ayu bahkan menyebut, untuk melestarikan warisan budaya sebenarnya tidak perlu pengakuan UNESCO. 

Sebab, dia menilai, masyarakat Indonesia seharusnya tidak perlu memperjuangkan untuk sesuatu yang memang sudah ada dan dimiliki oleh leluhur mereka.

"Tapi anehnya sekarang segala sesuatu kita harus perjuangkan UNESCO. Aneh. Menurut saya kenapa kita harus memperjuangkan di UNESCO gitu? Untuk hal yang kita udah miliki dari leluhur kita,” ujarnya.

Editor: Vien Dimyati