Mengenal Budaya Batak dan Keindahan Danau Toba melalui Film Harta, Tahta, Boru Ni Raja Angkat
“Jadi ini film komersial yang berlatar belakang, setting tempat-tempat indah, tempat-tempat yang bagus di Danau Toba yang sudah siap dipromosikan besar-besaran, seperti Kaldera, Museum Mayjend D.I Panjaitan, ada desa wisata sebagai program kita bersama, dan ada juga lokasi di kapal pinisi baru di Danau Toba itu,” kata Jimmy.
Jimmy berharap melalui film "Harta, Tahta, Boru Ni Raja” bisa dipromosikan Danau Toba sebagai destinasi yang menawarkan berbagai atraksi wisata ke pasar nusantara dan mancanegara.
Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf, Nia Niscaya, berharap film yang dibuat oleh para sineas lokal dengan mengambil latar belakang alam, budaya, dan keragaman asli Indonesia ini bisa menjadi instrumen promosi yang baik bagi pengembangan pariwisata Tanah Air.
“Ini menjadi penting karena film punya indirect marketing dan sudah banyak sekali destinasi sukses dengan visitors karena film,” kata Nia.
Jimmy menambahkan, film ini adalah film pertama dari rencana 8 film yang akan dibuat oleh BPODT bersama PIM Pictures. "Kami sadar film pertama ini masih jauh dari kata sempurna, namun diharapkan film kedua yang berjudul Antara Mama, Cinta dan Surga: Bahasa Cinta Nommensen, di mana sudah menyelesaikan proses shootingnya ini dapat lebih baik dari film Harta Tahta Boru Ni Raja," kata dia.