Mengenal Cerita Wayang dengan Cara Sederhana ala Milenial
JAKARTA, iNews.id - Bagi kalangan anak muda, pertunjukan wayang mungkin jarang pernah dilirik. Padahal, setiap jalan cerita dan kisah perwayangan memiliki nilai-nilai filosofi yang baik untuk pembentukan karakter kaum milenial.
Namun sejak ditetapkannya Hari wayang Nasional oleh Presiden Joko Widodo pada 17 Desember 2018, sejumlah tokoh-tokoh perwayangan, pakar, hingga tokoh dalang seluruh Indonesia ingin membuat perwayangan di Tanah Air diterima oleh kalangan Milenial.
Pakar dan pengamat wayang dunia Y Soedarko Prawiroyudho mengatakan, pada 1985 ada penelitian yang menyatakan saat itu penikmat wayang di Indonesia berjumlah 40 juta orang. Sekarang data tersebut tidak ada. Entah berkurang atau bertambah. Tetapi tampaknya cenderung berkurang.
"Ini faktor milenial tidak tahu wayang. Padahal, wayang dengan karakter bangsa memiliki hubungan. Wayang adalah jati diri bangsa yang dapat menanamkan sikap gotong royong, kebersamaan, floral, dan lainnya. Ini yang perlu dijual ke generasi milenial agar nilai tersebut bisa masuk. Selain itu, wayang memiliki sumber nilai pemaaf. Nilai tertinggi manusia apabila dia sudah bisa memaafkan. Jadi, wayang harus ditransfer ke sana. Kritik terhadap wayang penting. Simbol dan bahasa yang mudah dimengerti," kata Soedarko di sela Rakor Organisasi Pewayangan, di Gedung Pewayangan Kautaman, TMII, Jakarta, Selasa (19/2/2019).
Ketua Umum Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) Kondang Sutrisno mengatakan, sejauh ini PEPADI sudah banyak melakukan banyak usaha untuk mendekatkan wayang kepada milenial. Bahkan, secara berkelanjutan mengadakan festival dalang bocah. Menariknya, anak-anak muda ini merespons baik.