Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Nggak Hanya Surabaya, Prabowo Minta Whoosh Diperpanjang sampai Banyuwangi
Advertisement . Scroll to see content

Mengenal Desa Damai di Banyuwangi, Punya Potensi Alam Berlimpah tapi Rentan Konflik 

Sabtu, 03 Juni 2023 - 22:30:00 WIB
Mengenal Desa Damai di Banyuwangi, Punya Potensi Alam Berlimpah tapi Rentan Konflik 
Mengenal Desa Damai di Banyuwangi (Foto: YouTube VR The Adventurer)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Keindahan alam yang ada di Banyuwangi sangat menarik untuk dijelajahi. Selain memiliki destinasi wisata yang memukau, Banyuwangi juga memiliki perkampungan yang mendapat julukan Desa Damai.

Ya, Desa Damai yang ada di Banyuwangi tersebut adalah Desa Grajagan dan Desa Bangsring. Kedua desa ini memang dikenal sangat unik. 

Penasaran seperti apa Desa Damai yang ada di Banyuwangi? Berikut ulasannya.

Salah satu Desa Damai di Banyuwangi adalah Desa Grajagan yang terletak di sebelah selatan Banyuwangi. Desa ini terpencil dan menghadap pantai selatan dan berpotensi terkena tsunami.

Penduduk di sana sangat padat dan heterogen dari segi suku dan agama. Grajagan juga memiliki sejarah kelam PKI dan ilmu hitam (santet) sehingga potensi konflik cukup rentan. Grajagan memiliki potensi ekonomi karena banyak sektor UMKM yang digerakkan oleh anak muda seperti angkringan dan retail kecil-kecilan sekalipun.

Sementara itu, Desa Damai selanjutnya adalah Desa Bangsring. Meski disebut sebagai desa wisata, untuk aspek masyarakat, desa ini belum memiliki mekanisme untuk menghadapi krisis. Para pedagang dan pelaku ekonomi di desa tersebut kebanyakan perempuan, yang sangat terdampak saat pandemi. Desa Bangsring juga memiliki sejarah kelam.

Perlu diketahui, Desa Damai merupakan inisiasi dari Wahid Foundation (WF) dalam membantu mengatasi konflik di desa-desa. Bahkan, Desa Damai ini telah dicanangkan sejak 2017 lalu. Program ini diciptakan sebagai upaya untuk meminimalkan konflik masyarakat sosial dan mencegah pengaruh radikalisme, melalui pemberdayaan masyarakat. 

Kali ini, dua program Desa Damai di Banyuwangi didukung oleh Japan Tobacco International (JTI) Indonesia. Peresmian program ini dihadiri oleh Kanasugi Kenji, Duta Besar Jepang untuk Indonesia. Kedutaan Jepang merupakan salah satu pihak yang turut merancang terbentuknya Desa Damai, program yang diyakini mampu meningkatkan ketahanan masyarakat dari potensi konflik. 

Yenny Wahid, Direktur Wahid Foundation memberikan apresiasi atas dukungan JTI serta Kedutaan Jepang terhadap program Desa Damai. Yenny menyampaikan program ini telah berhasil diterapkan di 22 Desa di Indonesia, dan sinergi dari berbagai pihak akan membantu program ini dapat terlaksana di lebih banyak wilayah di Indonesia, khususnya di daerah dengan potensi konflik.

Yenny juga memaparkan, Program Desa Damai di Banyuwangi akan berfokus pada pemberdayaan ekonomi terhadap para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM), khususnya bagi para perempuan yang telah terpukul karena situasi krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 yang berkepanjangan.

"Di Peace Village, kami mengambil pendekatan pemberdayaan ekonomi kepada para pelaku UKM sebagai salah satu jalan masuk penyampaian program penting memperkuat resiliensi," kata Yenny.

Dia menambahkan, pemberdayaan ekonomi merupakan pendekatan strategis dalam pencegahan dan pengendalian konflik sosial ekonomi yang sering terjadi di masyarakat.

Dengan meletakkan perempuan sebagai aktor utama, pemberdayaan ekonomi menjadi wahana interaksi sosial sekaligus dalam konflik.

"Salah satu faktor pemicunya adalah kondisi ekonomi yang minim, sehingga perempuan diharapkan dapat mengambil peran dalam upaya peningkatan taraf hidup," ujar ujar Yenny.

Terkait kontribusinya dalam program ini, Manos Koukourakis, Presiden Direktur JTI Indonesia mengatakan, dia merasa terdorong untuk ikut mengembangkan program Desa Damai karena JTI menyakini, hidup dalam kondisi aman dan damai merupakan hak setiap orang. Untuk itu, dia berharap kontribusi JTI dapat menyentuh komunitas-komunitas yang saat ini belum sepenuhnya berdaya. 

"Kami percaya ekosistem yang kondusif adalah kunci untuk menjadikan Indonesia semakin maju. Karena itu, kami mendukung terciptanya lebih banyak Desa Damai, khususnya di daerah-daerah yang memiliki tantangan ekonomi dan sosial yang tinggi. Kami berharap program bersama dengan JTI Indonesia ini akan memberi manfaat yang signifikan bagi komunitas desa di Banyuwangi," kata Manos.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Wahid Foundation Mujtaba Hamdi memaparkan alasan pemilihan kedua desa di Banyuwangi tersebut. 

Mujtaba menjelaskan kedua desa memiliki latar belakang dan potensi konflik masyarakat ekonomi, pendidikan dan keragaman sosial yang berbeda. Kondisi itu pada satu sisi membentuk kerentanan konflik namun di sisi lain menjadi potensi kolaborasi belum mampu membangun untuk ketahanan masyarakat sosial yang kuat.

"Dalam proses mengembangkan Desa Damai ini, WF akan melakukan intervensi melalui dua hal utama. Pertama, memberikan penguatan mekanisme jaga damai tentang (peace building), serta keterampilan usaha. Kedua, WF memberikan pembinaan kurasi produk, inisiasi koperasi, dan akses ke pasar digital dan konvensional yang lebih luas,” kata Mujtaba.

Mujtaba menekankan, melalui program Desa Damai, WF bermaksud membina mendukung aktor perempuan menjadi pelopor ketahanan masyarakat, tidak terbatas hanya pembangunan perdamaian atas konflik sosial dan radikalisme, namun juga pada isu-isu lainnya yang terjadi di masyarakat. 

"Merujuk pada Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), pemberdayaan ekonomi perempuan merupakan kunci bagi pembangunan perdamaian, dan menjadi komponen utama dalam mendorong kesetaraan bagi perempuan," kata dia.

Editor: Vien Dimyati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut