Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Sherina Munaf Murka Gajah di Mason Elephant Park and Lodge Bali Dicoret-coret Cat!
Advertisement . Scroll to see content

Mengenal Kampung Kopi di Lampung Barat, Alamnya Indah Bisa Wisata Edukasi

Kamis, 30 September 2021 - 16:41:00 WIB
Mengenal Kampung Kopi di Lampung Barat, Alamnya Indah Bisa Wisata Edukasi
Keseruan singgah ke Desa Wisata Rigis Jaya (Foto: Kemenparekraf)
Advertisement . Scroll to see content

Dengan luas lahan perkebunan kurang lebih 498,34 hektare, tiap satu hektare rata-rata Desa Wisata Rigis Jaya bisa menghasilkan dua ton kopi. Produksi kopi robusta dalam setahun bisa mencapai 1.058 ton. Dengan potensi kopi yang sangat besar, tidak heran kalau Desa Wisata Rigis Jaya disebut sebagai Kampung Kopi andalan di Kabupaten Lampung Barat.

Karena mengusung konsep wisata edukasi dan agrowisata, wisatawan yang datang ke Desa Wisata Rigis Jaya dapat mempelajari mengenai kopi mulai dari pembibitan, budidaya, pengolahan pascapanen, penyangraian, dan penyeduhan hingga menjadi sajian kopi yang nikmat. Rangkaian kegiatan ini memberikan kesempatan kepada wisatawan untuk berinteraksi secara langsung dengan para petani, sehingga pengalaman yang diperoleh memberikan kesan tersendiri.

Selain mengolah kopi menjadi minuman, berbagai macam produk berbahan dasar kopi juga dibuat, seperti parfum kopi, hand sanitizer kopi, hingga lukisan yang terbuat dari ampas kopi. Daun kopi juga dimanfaatkan masyarakat untuk membuat produk eco print berupa tote bag, hijab, pakaian, dan kain.

Desa Wisata Rigis Jaya juga memiliki warisan yang masih terjaga hingga kini yaitu berupa kain motif Cilugam khas Lampung Barat. Kain ini biasanya digunakan untuk pesta adat. Motifnya perpaduan antara warna hitam, putih serta oranye.

Kemudian ada beragam budaya yang kental dengan kearifan lokal Lampung Barat, semisal arak-arakan dan tari sembah batin yang merupakan simbol penghormatan untuk para raja dan tamu istimewa. 

Sebagai tamu istimewa, Menparekraf pun juga diarak dengan tandu khas para raja dari mulai pintu masuk menuju pendopo Desa Wisata Rigis Jaya. Lalu Menparekraf disambut antusias oleh masyarakat setempat diiringi dengan tari sembah batin.

Adapula kesenian khas lainnya dari desa ini yaitu tari sekura (tari topeng), yang sempat ditampilkan di depan Menparekraf. Dan gamolan pheking yang hampir menyerupai gamelan Jawa namun terbuat dari bambu.

Produk ekonomi kreatif yang dihadirkan di desa wisata ini pun beraneka ragam, ada pempek, tekwan, bakso bakar, es buah, madu, keripik pisang, keripik tempe, keripik pare, kerupuk nila, kue getuk, dan dodol.

Bagi wisatawan yang ingin menginap, terdapat homestay yang bersatu dengan kediaman warga. Satu homestay terdiri dari satu hingga dua kamar.

Dengan ragam daya tarik wisata yang dimiliki oleh Kampung Rigis Jaya, Menparekraf berharap the sound, the taste, the feel, the smell, the vibration, dan the resonace bisa diperkuat sehingga dapat dirasakan oleh wisatawan saat berkunjung ke desa wisata ini.

“Ini akan menjadi lokomotif dari keindahan Lampung Barat juga dukungan untuk produk ekonomi kreatif. Karena anak-anak muda sangat suka dengan ice coffee. Ice coffee itu sinonim dengan Lampung Barat. Jadi, belum menjadi pencinta ice coffee, kalau anak-anak muda belum datang ke Kampung Rigis Jaya,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Bupati Lampung Barat, Parosil Mabsus, mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kehadiran Menparekraf ke Desa Wisata Rigis Jaya. Ini memberikan semangat dan energi positif bagi masyarakat setempat untuk terus meningkatkan produktivitas dan kualitas kopinya. Dia pun menyampaikan komitmennya untuk terus mengembangkan potensi pariwisata dan ekonomi kreatif di Kampung Kopi, Lampung Barat.

“Saya sudah ada sekolah penggerak wisata, termasuk juga kita sudah bangun yang namanya sekolah kopi. Ini bukti bahwa bukan hanya kampung kopi, tetapi kita ingin meningkatkan produktivitas dan kualitas kopi itu sendiri. Sehingga masyarakat dapat sejahtera,” katanya.

Borong Totebag Ecoprint untuk G20 2022

Pada visitasi kali ini, Menparekraf memesan 600 buah tote bag yang dibuat oleh kaum difabel yang ada di Kampung Kopi Lampung Barat, untuk dibagikan kepada para tamu kenegaraaan diacara G20 yang rencananya akan diselenggarakan pada 2020 di Bali. Ini sekaligus agar kegigihan dan kehebatan kaum difabel Lampung ini lebih dikenal secara global.

“Saya melihat tadi ada kebutuhan dukungan pemasaran produk ecoprint dan kebetulan Indonesia menjadi tuan rumah G20. Ecoprint ini produknya ramah lingkungan. Untuk itu, saya pesan 600 tas untuk suvenir bagi para tamu kita di G20. Dan ini akan membuka peluang kerja bagi teman-teman penyandang disabilitas,” ujar Menparekraf.

Selain itu, Menparekraf juga memberikan dua buah sepeda untuk mendorong pengembangan wisata edukasi, agar dapat melakukan study tour di kebun kopi.

“Butuh satu tambahan kegiatan dan ternyata untuk mengelilingi kebun kopi ini diperlukan transportasi sepeda,” kata Sandiaga.

Editor: Vien Dimyati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut