Mengenal Keindahan Batik Flora dan Fauna Khas Pekalongan lewat Koleksi Lorong Waktu
JAKARTA, iNews.id - Pesona keindahan batik di Indonesia patut dibanggakan. Sebab, dari berbagai daerah selalu ada batik khas yang memiliki daya tarik tersendiri.
Tidak hanya selalu batik tradisional, kini para desainer banyak yang berkreasi membuat batik modern. Salah satunya, batik khas Pekalongan yang memiliki keunikan.
Lewat tangan maestro batik Indonesia dari Pekalongan, Cahyo kembali mengenalkan berbagai koleksi batik flora dan fauna khas Pekalongan melalui "Lorong Waktu" di ajang bergengsi JF3 Fashion Festival.
Thresia Mareta selaku founder Lakon Indonesia mengatakan, koleksi Lorong Waktu merupakan hasil kolaborasi Lakon Indonesia bekerjasama dengan maestro batik Indonesia Cahyo dari Pekalongan, Jawa Tengah.
"Cahyo dikenal dengan motif flora dan fauna nya yang sangat luwes dan halus dengan teknik pewarnaan yang sangat istimewa. Perkenalan Lakon Indonesia dengan Cahyo sebenarnya telah dimulai jauh sebelum dimulainya koleksi Pakaiankoe di tahun 2020 yang lalu," ujar Thresia di acara penutupan JF3 Fashion Festival.
Menurut Thresia Mareta, dia melihat jiwa dan rasa yang dituangkan Cahyo dalam batiknya. Cahyo memberikan indentitas, kedetailan, dan keunggulannya dalam teknik pewarnaan ke dalam batik tersebut, sehingga menciptakan ciri khas dan kematangan yang menggambarkan kekokohan seorang Cahyo.
"Memasuki tahun ke-5 Lakon Indonesia kami tetap konsisten bekerja sama secara langsung dengan pengrajin tradisional di daerah sehingga memberikan hasil yang nyata dalam menggerakan roda perekonomian mereka," ujar Thresia.
Lebih jauh dari itu, Lakon Indonesia juga memberikan pandangan-pandangan yang baru dan ilmu-ilmu yang baru sehingga semuanya itu bisa berguna bagi kelangsungan masa depan.
"Kami mengingatkan kembali mengenai prinsip-prinsip dasar budaya dan tradisi yang sudah mereka wariskan secara turun temurun, yang merupakan kekuatan dari karya mereka. Membantu mereka mengekplorasi berbagai macam material seperti katun, denim, kanvas, voile, taffeta, dan chiffon," kata dia.
Selain itu, juga membantu mereka membuat perubahan-perubahan secara teknikal, mengajarkan cara kerja dan cara pembuatan yang lebih benar sehingga kematangan karya mereka dapat berkembang dengan lebih baik. Untuk mencapai kelangsungan kehidupan dan budaya secara jangka panjang.
Thresia menambahkan, setelah melalui pemikiran yang sangat panjang, pada 2022 ini, Lakon Indonesia mulai mengangkat para seniman Indonesia yang selama ini tersimpan di belakang layar. Dengan pengalaman bertemu, menikmati karya, dan bekerja sama dengan banyak seniman, Lakon Indonesia memiliki standar tersendiri dalam penilaiannya terhadap karya, prinsip, dan teknik.
"Hal inilah yang membuat kami sangat berhati-hati dalam memilih seniman yang akan bekerjasama dalam setiap presentasi," kata Thresia.
Sama seperti presentasi-presentasi Lakon Indonesia sebelumnya, Lorong Waktu ditujukan untuk menjadi suatu presentasi yang lebih dalam dan memberikan arti bagi usaha pelestarian budaya, dunia fashion, dan industri kreatif Indonesia.
"Kami telah merancang dan memikirkan secara detail keselurahan rangkaian upaya kami ini. Mulai dari belakang layar bersama dengan para pengrajin, para seniman, UMKM, dan para pelaku industri kreatif, agar semuanya dapat memberikan manfaat ekonomi secara
nyata bagi banyak orang secara luas seperti yang telah dihasilkan oleh presentasi-presentasi kami sebelumnya, yaitu Pakaiankoe, Aradhana, dan Gantari," katanya.
Chairman JF3, Soegianto Nagaria mengatakan, dia bersyukur dapat kembali menghadirkan rangkaian acara JF3 secara offline.
"Tahun ini kami mengangkat dua tema penting yaitu sustainability, sebagai ajakan untuk memulai gerakan fashion yang bertanggung jawab secara sosial dan terhadap lingkungan untuk mendukung kelangsungan hidup," ujar Soegianto Nagaria, dalam pembukaan JF3 fashion festival belum lama ini.
Menurut dia, ada tema penting lainnya yang dihadirkan tahun ini adalah budaya, hal ini diwujudkan dengan menghadirkan desainer, brand, dan UMKM berbasis mode yang memiliki visi untuk mengangkat budaya dalam karya mereka, baik di atas runway JF3 maupun dalam pameran fashion village.
"Pemilihan Lakon Indonesia pada malam puncak karena kesamaan visi untuk melestarikan budaya Indonesia. Kita JF3 juga maunya memberikan platform untuk kemajuan fashion Indonesia. Sangat bersyukur, sangat lancar. Setelah dua tahun belum bisa terlalu bagaimana, JF3 bisa hadir kembali dan acaranya berjalan lancar," kata dia.
Editor: Vien Dimyati