Mengenal Suku Korowai, hingga Kini Masih Tinggal di Rumah Pohon Setinggi 50 Meter
1. Pertama kali ditemukan dan kontak pada 1978
Untuk pertama kalinya suku Korowai berkontak dengan dunia luar berawal pada 4 Oktober 1978 oleh seorang penginjil bernama Johannes Veldhuizen. Selama bertahun-tahun dia mengajarkan cara penyembuhan dan metode kesehatan yang diprogram oleh pemerintah. Tidak hanya itu saja pada 1980, gereja sempat membangun sekolah dan klinik rawat jalan
2. Tradisi dan adat yang unik
Suku Korowai terkenal dengan tradisi dan adat yang unik, serta tradisional yaitu dengan membangun rumah pohon. Semua penduduk di sana bertempat tinggal di rumah yang dibuat dari kulit pohon sagu, cabang pohon, daun hutan, tali rotan, dan tangga di pepohonan yang tinggi. Penduduk setempat juga menyebut sebagai rumah tinggi. Hal itu dikarenakan rumah yang dibangun bisa sampai setinggi 50 meter.
3. Terdapat julukan ‘Laleo’ dalam suku Korowai
Bukan tanpa alasan penduduk setempat membangun rumah sampai setinggi itu. Tujuan utamanya yaitu supaya tetap aman terlindungi dari banjir, hewan buas dan roh-roh jahat. Konon di suku ini terdapat roh iblis jahat bernama Laleo yang sering berjalan pada malam hari. Nama Laleo berartikan julukan sebagai orang asing yang bukan suku asli penduduk mereka. Penduduk juga memercayai, semakin tinggi bangunan rumah, maka akan terhindar dari roh-roh jahat Laleo.