Mengenal Warisan Budaya Bali melalui Pameran Topeng The Faces of Indonesia
Dia menambahkan, ada sekitar 12 topeng karya Cokorda Alit Artawan yang dipamerkan menampilkan topeng 'Barong' dan 'Rangda' khas Singapadu.
Sementara itu, Melody Siagian selaku director of marketing The Apurva Kempinski Bali menjelaskan terdapat beberapa
pilar yang ingin ditonjolkan dalam kolaborasi kali ini.
"Dalam The faces of Indonesia kali ini kami ingin menampilkan kebudayaan dan tradisi Bali, karena dari awal tahun kita sudah menampilkan berbagai keragaman budaya daerah yang ada di Indonesia, tahun ini adalah Part of Craftsmanship the Powerful collaboration melalui pameran topeng yang akan kita lakukan bersama Cokorda Alit Artawan serta juga kolaborasi bersama Franklin Firdaus yang akan menampilkan koleksi parfume terbaru inspired by Bali yang unik, menyertakan kebudayaan dan tradisi Bali dalam proses pembuatannya," ujar Melodi.
Dia menambahkan, secara historis, topeng diukir menggunakan batang pisang semata-mata untuk keperluan ritual keagamaan. Selama bertahun-tahun, topeng Singapadu telah berevolusi dari ciri tradisional menjadi bentuk yang lebih ekspresif yang berpadu sempurna dengan pertunjukan tari untuk hiburan selain tujuan awalnya.
Menurutnya, kemampuan untuk menanamkan jiwa dan emosi seniman ke dalam setiap topeng selama proses ukiran membuat topeng Singapadu berbeda dari yang dibuat di daerah lain di Bali. Sebagai generasi ke-10 pemahat topeng di keluarganya, Cokorda Alit Artawan merupakan sosok terkemuka dalam dunia seni dan kerajinan asal Singapadu - Bali.
"Kecintaan saya terhadap kerajinan topeng berkobar sejak masa mudanya, yang dipupuk melalui bimbingan paman dan terutama kakek saya, Tjokorda Oka Tuble, yang juga dikenal sebagai Ida Dwagung Singapadu” kata dia.
Tiga dekade lalu, Cokorda Alit Artawan memulai perjalanan seni pertunjukannya dengan seni tari yang lambat laun berkembang menjadi desain dan ukiran topeng.
Pada tahun 2000, dia mulai memikat penonton di Indonesia, Australia, Jepang, Dubai, dan Prancis melalui berbagai pameran terkemuka. Saat ini, topengnya yang merupakan perwujudan evolusi topeng Singapadu, yang memadukan tradisi dengan ekspresi kontemporer, tersedia untuk dikagumi di Lobi Pendopo resor hingga 31 Januari 2024.
Perayaan Bali berlanjut saat resor menjadi tuan rumah 'Sekala Niskala Fashion Show by Franksland'. Franklin Firdaus, visioner di balik merek Franksland Indonesia, menjelaskan menamai koleksi terbaru kali ini 'Sekala Niskala' atau 'Seen and Unseen', diadaptasi berdasarkan cara hidup masyarakat Bali dalam menjaga keharmonisan untuk mencapai kesejahteraan.
"Mengambil inspirasi dari kekayaan budaya, alam, dan sumber daya Bali yang melimpah, koleksi parfum 'Sekala Niskala' Franklin yang baru dibuat seluruhnya menggunakan bahan-bahan asli pulau tersebut," ujarnya.
Peragaan busana pada 16 Desember 2023 di The Apurva Kempinski Bali menandai
peragaan akbar koleksi 'Sekala Niskala' Franksland, yang merangkum esensi keharmonisan spiritual dan budaya Bali
melalui tampilan fesyen yang memukau.
Editor: Vien Dimyati